Berapa yang Ideal Disisihkan untuk KPR?
Para perencana keuangan menyarankan bahwa total beban cicilan (termasuk KPR, kendaraan, dan utang lain) tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan. Artinya, jika gaji Anda Rp8 juta, cicilan rumah sebaiknya tak lebih dari Rp2,4 juta.
Namun realitas di lapangan sangat berbeda. Banyak bank memperbolehkan cicilan hingga 40--50% dari gaji, dengan asumsi debitur tidak punya tanggungan lain. Tapi ini berisiko tinggi. Begitu ada pengeluaran tak terduga, kehidupan bisa terguncang. Maka penting untuk realistis dan disiplin dalam merencanakan pembiayaan jangka panjang.
Pengalaman yang Sudah Menjalani KPR
Sebagian anak muda tetap memilih mengambil KPR sejak usia muda. Mereka merasa bahwa lebih baik menyicil rumah daripada menyewa selamanya. Rumah itu dianggap investasi masa depan. Ada pula yang mengandalkan subsidi dari pemerintah lewat skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), dengan bunga tetap dan cicilan ringan.
Namun, tetap ada pengorbanan. Mereka mengaku harus menahan hasrat gaya hidup: jarang liburan, beli motor atau mobil ditunda, nongkrong lebih selektif, dan tidak sembarang upgrade gadget. Sebagai gantinya, mereka merasa punya masa depan yang lebih pasti karena punya aset tetap.
Alternatif: Co-Living, KPR Kolektif, atau Menyewa Saja?
Seiring waktu, banyak anak muda mulai mengeksplorasi opsi lain:
Co-living: tinggal bersama dalam hunian bersama yang dikelola profesional
Menyewa jangka panjang: lebih fleksibel dan tanpa komitmen finansial berat
KPR kolektif dengan pasangan atau keluarga: lebih ringan secara finansial, meski punya risiko sosial
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!