Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anak Muda Ragu Ambil KPR: Rumah Impian atau Perangkap Cicilan Puluhan Tahun?

16 Juni 2025   11:30 Diperbarui: 16 Juni 2025   07:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Rumah Itu Penting, Tapi Hidup Jauh Lebih Penting (Foto:Freepik.com)

Berapa yang Ideal Disisihkan untuk KPR?

Para perencana keuangan menyarankan bahwa total beban cicilan (termasuk KPR, kendaraan, dan utang lain) tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan. Artinya, jika gaji Anda Rp8 juta, cicilan rumah sebaiknya tak lebih dari Rp2,4 juta.

Namun realitas di lapangan sangat berbeda. Banyak bank memperbolehkan cicilan hingga 40--50% dari gaji, dengan asumsi debitur tidak punya tanggungan lain. Tapi ini berisiko tinggi. Begitu ada pengeluaran tak terduga, kehidupan bisa terguncang. Maka penting untuk realistis dan disiplin dalam merencanakan pembiayaan jangka panjang.

Pengalaman yang Sudah Menjalani KPR

Sebagian anak muda tetap memilih mengambil KPR sejak usia muda. Mereka merasa bahwa lebih baik menyicil rumah daripada menyewa selamanya. Rumah itu dianggap investasi masa depan. Ada pula yang mengandalkan subsidi dari pemerintah lewat skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), dengan bunga tetap dan cicilan ringan.

Namun, tetap ada pengorbanan. Mereka mengaku harus menahan hasrat gaya hidup: jarang liburan, beli motor atau mobil ditunda, nongkrong lebih selektif, dan tidak sembarang upgrade gadget. Sebagai gantinya, mereka merasa punya masa depan yang lebih pasti karena punya aset tetap.

Alternatif: Co-Living, KPR Kolektif, atau Menyewa Saja?

Seiring waktu, banyak anak muda mulai mengeksplorasi opsi lain:

  • Co-living: tinggal bersama dalam hunian bersama yang dikelola profesional

  • Menyewa jangka panjang: lebih fleksibel dan tanpa komitmen finansial berat

  • KPR kolektif dengan pasangan atau keluarga: lebih ringan secara finansial, meski punya risiko sosial

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Financial Selengkapnya
    Lihat Financial Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun