“Zohreh menari di antara partikel.”
“Apa maksudnya?” tanya Ethan.
“Zohreh bukan hanya proyek nuklir. Ini—adalah narasi. Elias sedang menciptakan simbol. Sesuatu yang menembus lebih dari sekadar radar dan laporan PBB. Ia ingin dunia gemetar bukan karena bukti, tapi karena imajinasi.”
*****☆*****
Bab 1: Dentingan Emas di Dasar Zohreh
Bagian IV
“Jadi apa yang kamu ingin kita lakukan?” Ethan bertanya, suaranya berat seperti rel berkarat yang dipaksa bergerak.
Lena memandang keluar jendela kafe. Gerimis mulai turun lagi, menelusuri kaca seperti jejak isotop di bawah mikroskop.
“Kita harus temukan pusat kontrol semiotik Zohreh,” ujarnya.
Ethan mengangkat alis. “Kamu bicara seolah ini seni pertunjukan.”
“Itu justru persoalannya.” Lena mencondongkan tubuh. “Zohreh bukan sekadar program. Ia adalah bahasa. Ia berbicara kepada musuh, sekutu, bahkan publik global, melalui metafora ketakutan. Kamu bisa menonaktifkan nuklir. Tapi bagaimana kamu menonaktifkan makna?”
Ethan terdiam.
Lena melanjutkan, “Elias sedang menciptakan naskah teater geopolitik, dan kita... kita hanya pemeran yang belum membaca seluruh skrip.”