Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meramu Buku Teks dengan Formula Rasa 'Deep Learning'

17 September 2025   19:02 Diperbarui: 18 September 2025   04:20 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SD membaca buku. (Shutterstock/Odua Image)

Implikasinya bagi buku teks sangat jelas. Buku bukan lagi sekadar wadah hafalan konsep, melainkan medium untuk membangkitkan kesadaran, memberi makna pada pengalaman belajar, dan menumbuhkan kegembiraan. Dengan kata lain, buku teks harus "hidup", kontekstual, dan inspiratif.

Sebagai guru penulis buku teks atau ahli yang menulis buku teks, Anda harus memahami langkah memahami landasan berikut ini untuk meramu buku teks dengan formula rasa pembelajaran mendalam.

Kontekstualisasi materi: Buku teks harus menghubungkan materi dengan kehidupan nyata. Misalnya, konsep matematika tentang persentase dapat dikaitkan dengan pemberian rabat di toko atau perhitungan harga dan keuntungan.

Pertanyaan kritis dan reflektif: Alih-alih soal hafalan, buku teks dapat menyajikan pertanyaan terbuka, seperti "Apa dampak media sosial terhadap cara kita berinteraksi?" atau "Bagaimana energi terbarukan depan mengubah masa depan kota kita?" Pertanyaan semacam itu mendorong berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).

Narasi interaktif: Buku teks dapat menghadirkan cerita, studi kasus, atau dilema etis. Misalnya, dalam pelajaran biologi, bab tentang lingkungan hidup dapat disertai cerita tentang konflik pembangunan dan kelestarian hutan. Narasi interaktif membuat siswa terlibat emosional dan intelektual.

Kolaborasi lintas disiplin: Materi dalam buku teks dapat menghubungkan ilmu yang berbeda. Bab sejarah tentang Revolusi Industri dapat dihubungkan dengan pelajaran fisika tentang mesin uap dan pelajaran ekonomi tentang kapitalisme.

Inklusivitas dan keberagaman: Buku teks yang mindful perlu memuat perspektif lokal dan global. Kisah-kisah dari berbagai daerah di Indonesia dapat berdampingan dengan pengalaman dunia internasional. Hal itu memperkaya pemahaman siswa sekaligus menanamkan penghargaan terhadap keragaman.

Desain visual dan digital: Generasi sekarang tumbuh pada era digital sehingga turut mengubah cara mereka belajar atau mengakses informasi. Buku teks cetak tetap penting, tetapi versi digital interaktif dapat memperkaya pengalaman belajar. Misalnya, digitasi berupa tautan kode QR yang mengarah ke video eksperimen atau simulasi yang terdapat di dalam buku.

Tantangan Kreativitas, Inovasi, dan Editorial

Tentulah menulis buku teks dengan formula rasa pembelajaran mendalam turut membentangkan tantangan kreativitas dan editorial. Tantangan kreativitas dan inovasi khususnya bagi penulis dan tantangan editorial khususnya bagi penerbit.

Guru penulis perlu langsung beradaptasi dengan konsep pembelajaran mendalam, terutama mengimplementasikannya ke dalam buku teks. Muatan buku teks yang baku, yaitu bab buku sesuai dengan alur tujuan pembelajaran, materi esensial, materi pengayaan, asesmen formatif dan sumatif, serta rangkuman atau refleksi---untuk pembelajaran mendalam lebih disarankan---disajikan secara tidak kaku atau jangan menjadi epigon buku-buku teks kebanyakan. 

Guru sebagai penulis buku bukan hanya mengantarkan materi sebagaimana buku-buku teks pada umumnya, melainkan ia harus memfasilitasi proses belajar "ful-ful": proses belajar yang mindful, meaningful, dan joyful. Untuk itu, ada tiga capaian pembelajaran yang perlu dimasukkan ke dalam buku teks, yaitu berpikir kritis, reflektif, dan kolaboratif untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun