"Dari dulu kan aku memang sudah keren?" balas sang guru tak mau kalah.
"Memang setelah jadi duda, Bapak jadi tambah keren. Masih muda lagi. Pakai brewok tipis lagi. Tampak semakin hehem.....deh!"
"Memangnya kenapa?"
"Saya jadi takut, Pak!" jawabnya mencuat begitu saja secara spontan.
"Kenapa takut?"
"Takut kalau patah hati..." jawabannya ini pun lahir begitu saja.
"Kenapa patah hati?"
"Patah hati jika cinta saya tak sampai....," setelah ucapkan itu, Naomi sendiri pun terberangus dalam keterkejutan yang ganjil. Mengapa sampai kujawab begitu, pikirnya.
"Bisa diperjelas..., Omi?"
"Maaf Pak! Sesungguhnya ini tidak lazim di budaya kita. Tapi karena saya ingin selalu berkata jujur, seperti yang dulu diajarkan oleh Bapak, maka sekarang saya harus bicara terus terang pada Bapak."
"Kelihatannya kok serius sekali.....apa itu Omi?"