Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Naomi dan Ketidaklaziman Cintanya

12 Januari 2019   07:46 Diperbarui: 12 Januari 2019   07:58 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alasannya, yang dua orang adalah pria iseng, yang sudah punya anak dan isteri. Yang lainnya karena   tidak seiman. Yang lainnya lagi karena perilakunya tidak jujur.

"Lalu kalau aku yang memacarimu, apa akan kamu tolak juga?"

"Akh.... Om Tinus ini ada-ada saja. Jangan bercanda dong, Om! Nanti saya bisa ge-er lho!"

Selama setengah tahun Tinus atau Martinus tinggal di rumah kakak perempuannya, ternyata diam-diam tapi seksama, sangat mengamati semua gerak-gerik dan penampilan Naomi.

Di matanya, gadis itu memang tidak tergolong gadis yang sangat cantik, tapi sangat menarik baginya. Gadis itu punya bentuk tubuh yang proporsional. Juga modis dan stylish. Apapun pakaian yang dikenakannya selalu pantas dan enak dipandang. 

Ngobrol dengannya pun, dengan topik apapun selalu nyambung. Tidak berlebihan jika Tinus menyebutnya sebagai gadis yang punya inner beauty dan attitude yang menawan. Sama sekali  tidak mengesankan sebagai seorang PRT.

"Dia itu termasuk gadis yang cerdas, lho! Buktinya semua kursus yang diikutinya selalu selesai tepat pada waktunya. Dan hasilnya pun sangat nyata. Dia makin terampil dan cekatan!" komentar Ny. Boaz saat keluarga itu sedang membicarakan Naomi di meja makan.

"Dari caranya dia berbicara, sangat kelihatan bahwa dia adalah seorang yang suka belajar. Apalagi sesudah ia ikut kursus Inggris nantinya." Sambung Rebeca (anak gadis Pak Boaz).

"Cuma nasib saja yang tampaknya belum berpihak kepadanya." Imbuh Natan.

"Tapi Papa yakin, suatu saat dia pasti akan bisa sukses membangun nasibnya!"

                            ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun