Kajian Literatur "Sejarah Singkat Yunani" Karya Marshall (1891)

[356]

Fase pertama dari perubahan, skeptisisme.  atau pyrrhonism, seperti namanya dari guru pertamanya, tidak perlu menahan kita lama. Pyrrho adalah pendeta Elis; dalam kehidupan sebelumnya ia menemani Alexander Agung hingga ke India, dan dikatakan telah mengenal sekte-sekte filosofis tertentu di negara itu. Dalam doktrin skeptisnya, ia memiliki, seperti para pendahulunya, sebuah sekolah dengan suksesi guru-gurunya; tetapi dunia [358] sedikit lebih mengingat dia atau mereka daripada dua frasa 'ketegangan penilaian' - ini untuk sisi intelektual filsafat; 'ketidaksopanan' - ini untuk moral. Doktrin ini adalah negasi dari doktrin, impian kosong dari manusia yang menganggur; bahkan Pyrrho sekali, ketika terkejut dengan akses rasa takut yang tiba-tiba, mengaku   sulit baginya 'untuk menyingkirkan orang itu dalam dirinya sendiri.' Laki-laki yang kuat dan negara berkembang tidak pernah agnostik. Mereka menolak untuk beristirahat hanya dalam ketegangan; mereka sangat kebalikan dari pasif; mereka percaya dengan sungguh-sungguh, mereka merasa kuat.

[365]

Kepribadian yang lebih menarik, karena lebih positif dan konstruktif, adalah kepribadian Epicurus. Filsuf ini lahir di Samos, pada tahun 341 SM, dari orang tua Athena. Dia datang ke Athena pada tahun kedelapan belas. Xenocrates kemudian mengajar di Akademi, Aristotle  di Lyceum, tetapi Epicurus tidak mendengar yang satu maupun yang lain. Setelah beberapa pengembaraan, ia kembali ke Athena dan membangun [366] akunnya sendiri sebagai guru filsafat. Dia membual   dia adalah seorang filsuf otodidak; dan Cicero ( De Nat. Deor. i. 26) dengan sinis berkomentar   orang bisa menebak, bahkan jika Epicurus tidak menyatakannya sendiri; sebagai salah satu dari pemilik rumah jelek, yang harus menyombongkan diri   dia tidak mempekerjakan arsitek. Sebenarnya gaya Epicurus polos dan tanpa hiasan, tetapi tampaknya ia sama saja mampu mengatakan apa yang dimaksudnya; dan sedikit jika ada penulis kuno atau modern yang pernah memiliki penghargaan sastra yang begitu indah, seperti yang Epicurus dapatkan dari penyair besar Romawi Lucretius, pengikut dan ekspositornya.

"Kemuliaan ras Yunani," katanya, "yang pertama kali memiliki kekuatan untuk meningkatkan cahaya yang sangat terang di tengah-tengah kegelapan yang begitu mendalam, menumpahkan sinar pada semua kepentingan hidup, engkau yang aku ikuti, dan dalam tanda-tanda dari jejakmu, aku harus menginjakkan kakiku sekarang. Bukannya aku berhasrat untuk menyaingi kamu, tetapi karena cinta padamu akan dengan sia-sia menyebut diriku muridmu. Karena bagaimana burung layang-layang itu menyaingi angsa, atau seberapa cepat anak itu dengan anggota tubuhnya yang terhuyung mencapai, dibandingkan dengan kekuatan berani dari kuda yang berlari? Engkau, hai ayah, apakah penemu alam, Engkau meminta kami ajaran seorang ayah, dan dari halamanmu, {213} yang termasyhur, bahkan ketika lebah menyesap segala macam manisan. di sepanjang padang bunga, kami dengan cara yang sama melahap semua kata-kata emas Anda, emas dan benar yang layak untuk hidup selamanya. Segera setelah filsafat Anda, kelahiran pikiran seperti dewa Anda, telah mulai mendeklarasikan asal-usul segala sesuatu, langsung dengan teror dari para jiwa tersebar, tembok-tembok bumi hancur, dan melalui semua kekosongan saya melihat alam dalam bekerja. Aku melihat para dewa dalam perwujudan kekuatan mereka, aku melihat tempat duduk mereka yang bahagia, yang tidak pernah berangin menyerbu atau awan hujan menabur dengan hujan mereka, atau salju yang jatuh putih dengan prasmanan es beku, tetapi tanpa awan yang pernah membungkus mereka, berseri lebar difusi cahaya yang mulia. Karena alam memenuhi setiap keinginan mereka dan tidak   merusak ketenangan jiwa mereka. Tetapi di mana pun saya tidak melihat daerah-daerah kegelapan neraka, bumi pun tidak memberi penghalang bagi pandangan kita tentang apa yang dilakukan dalam kehampaan di bawah kaki kita. Karenanya ekstasi suci dan sensasi kekaguman menguasai saya, sementara dengan kekuatanmu rahasia alam diungkapkan untuk dilihat "(Lucret. De Nat. Rer. Iii, 1-30).

[367]

Pengabdian pada kenangan Epicurus di pihak Lucretius ini disejajarkan dengan cinta yang dirasakannya oleh orang-orang sezamannya; dia memiliki banyak pengikut yang mencintainya dan yang bangga mempelajari kata-katanya dengan hati. Dia tampaknya memang telah menjadi orang yang baik hati dan ramah, dan 'taman Epicurus' menjadi pepatah karena {214} tempat kesenangan sedang dan kesenangan bijaksana. Secara pribadi kita dapat menganggap   Epicurus adalah seorang yang memiliki selera sederhana dan keinginan yang moderat; dan memang sepanjang sejarahnya Epicureanisme sebagai aturan perilaku umumnya dikaitkan dengan bentuk kenikmatan yang lebih baik, daripada yang lebih sensual. The 'sensual sty' adalah nama panggilan, bukan deskripsi.

[369]

Filsafat Epicurus didefinisikan sebagai proses pemikiran dan penalaran yang cenderung pada realisasi kebahagiaan. Seni atau sains yang tidak memiliki tujuan praktis seperti itu dia bantah; dan, seperti yang akan diamati dalam pujian Lucretius tentang dia di atas, bahkan fisika memiliki satu tujuan atau minat, untuk membebaskan jiwa dari [370] teror yang tak terlihat. Dengan demikian filsafat terutama berkaitan dengan perilaku, yaitu dengan Etika, tetapi kedua dan negatif dengan Fisika, yang ditambahkan Epicurus disebut Canonics, atau ilmu pengujian, yaitu, semacam logika.

[371]

Dimulai dengan Canonics.  sebagai bagian pertama dari filsafat dalam urutan waktu, dari sudut pandang pengetahuan manusia, Epicurus menyatakan   satu-satunya sumber pengetahuan adalah indera, yang memberi kita persepsi langsung dan benar tentang apa yang sebenarnya bersentuhan dengan mereka. Bahkan penglihatan orang gila atau pemimpi yang dia anggap benar, dihasilkan oleh sebab fisik semacam itu, di mana penglihatan ini adalah laporan langsung dan langsung. Kepalsuan muncul dengan {215} interpretasi atau imajinasi orang sehubungan dengan sensasi ini.