Bakteri patogen tumbuh paling cepat pada suhu 5C hingga 60C. Ini dikenal sebagai zona bahaya ("danger zone"). Jika makanan matang dibiarkan di suhu ruang lebih dari dua jam, jumlah bakteri bisa berkembang biak secara eksponensial. Penyimpanan makanan sisa tanpa menunggu makanan dingin juga berpotensi menyebabkan kondensasi dalam wadah, yang mempercepat pertumbuhan jamur.
- Tidak Membersihkan Spons dan Lap Dapur Secara Teratur
Spons cuci piring dan kain lap adalah alat yang paling sering digunakan, namun juga paling sering terabaikan. Menurut studi NSF International, spons dapur adalah benda paling kotor di rumah, bahkan lebih dari dudukan toilet. Jika tidak dibersihkan atau diganti secara rutin, spons bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri seperti Staphylococcus aureus dan E. coli.
- Membilas Daging Ayam Mentah
Kebiasaan mencuci ayam mentah justru bisa meningkatkan risiko penyebaran bakteri melalui cipratan air. Menurut CDC, cipratan dari air cucian ayam bisa menjangkau permukaan sejauh lebih dari 30 cm, mengkontaminasi peralatan dan bahan lain di sekitarnya. Proses memasak hingga suhu internal minimal 74C adalah cara paling efektif untuk membunuh bakteri pada daging ayam.
- Mengabaikan Masa Kadaluarsa dan Label Penyimpanan
Makanan yang sudah disimpan dalam kulkas selama berhari-hari sering kali tetap dimakan karena tidak menunjukkan tanda-tanda basi. Padahal, beberapa bakteri tidak menyebabkan bau atau perubahan warna, tetapi tetap berbahaya. Selalu perhatikan label kadaluarsa dan masa simpan yang aman, terutama untuk makanan olahan dan sisa makanan.
- Memanaskan Ulang Makanan Lebih dari Satu Kali
Makanan yang dipanaskan ulang berulang kali kehilangan nutrisi dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri jika tidak dipanaskan hingga suhu yang memadai. WHO menyarankan hanya satu kali pemanasan ulang dan memastikan suhu makanan mencapai minimal 70C secara merata.
Studi Ilmiah dan Data Pendukung
Studi oleh Kennedy et al. (2011) menunjukkan bahwa meskipun konsumen memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan makanan, perilaku aktual di dapur masih belum mencerminkan hal tersebut. Penelitian menemukan bahwa hanya 34% responden menyimpan makanan di suhu yang benar, dan hanya 20% yang mencuci tangan dengan cara yang benar setelah memegang bahan mentah.
Penelitian oleh Medeiros et al. (2001) juga menggarisbawahi bahwa edukasi yang terarah dan berbasis bukti dapat menurunkan angka kejadian infeksi gastrointestinal secara signifikan. Penggunaan media digital dan infografik interaktif di rumah tangga telah terbukti meningkatkan kesadaran akan praktik kebersihan dapur.
Solusi Sederhana tapi Efektif
Gunakan talenan dan pisau terpisah untuk bahan mentah dan bahan siap saji. Tandai dengan warna atau label.
Cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum, selama, dan setelah proses memasak.
Simpan makanan sisa dalam wadah tertutup dan masukkan ke kulkas dalam 2 jam setelah matang.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!