Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Memahami Tingkat Risiko Kontaminasi Saat Menyiapkan Makanan

20 Mei 2025   18:59 Diperbarui: 21 Mei 2025   12:16 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mempersiapkan makanan | Sumber gambar: Andres Gimenez/unsplash

Bakteri patogen tumbuh paling cepat pada suhu 5C hingga 60C. Ini dikenal sebagai zona bahaya ("danger zone"). Jika makanan matang dibiarkan di suhu ruang lebih dari dua jam, jumlah bakteri bisa berkembang biak secara eksponensial. Penyimpanan makanan sisa tanpa menunggu makanan dingin juga berpotensi menyebabkan kondensasi dalam wadah, yang mempercepat pertumbuhan jamur.

  • Tidak Membersihkan Spons dan Lap Dapur Secara Teratur

Spons cuci piring dan kain lap adalah alat yang paling sering digunakan, namun juga paling sering terabaikan. Menurut studi NSF International, spons dapur adalah benda paling kotor di rumah, bahkan lebih dari dudukan toilet. Jika tidak dibersihkan atau diganti secara rutin, spons bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri seperti Staphylococcus aureus dan E. coli.

  • Membilas Daging Ayam Mentah

Kebiasaan mencuci ayam mentah justru bisa meningkatkan risiko penyebaran bakteri melalui cipratan air. Menurut CDC, cipratan dari air cucian ayam bisa menjangkau permukaan sejauh lebih dari 30 cm, mengkontaminasi peralatan dan bahan lain di sekitarnya. Proses memasak hingga suhu internal minimal 74C adalah cara paling efektif untuk membunuh bakteri pada daging ayam.

  • Mengabaikan Masa Kadaluarsa dan Label Penyimpanan

Makanan yang sudah disimpan dalam kulkas selama berhari-hari sering kali tetap dimakan karena tidak menunjukkan tanda-tanda basi. Padahal, beberapa bakteri tidak menyebabkan bau atau perubahan warna, tetapi tetap berbahaya. Selalu perhatikan label kadaluarsa dan masa simpan yang aman, terutama untuk makanan olahan dan sisa makanan.

  • Memanaskan Ulang Makanan Lebih dari Satu Kali

Makanan yang dipanaskan ulang berulang kali kehilangan nutrisi dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri jika tidak dipanaskan hingga suhu yang memadai. WHO menyarankan hanya satu kali pemanasan ulang dan memastikan suhu makanan mencapai minimal 70C secara merata.

Studi Ilmiah dan Data Pendukung

Studi oleh Kennedy et al. (2011) menunjukkan bahwa meskipun konsumen memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan makanan, perilaku aktual di dapur masih belum mencerminkan hal tersebut. Penelitian menemukan bahwa hanya 34% responden menyimpan makanan di suhu yang benar, dan hanya 20% yang mencuci tangan dengan cara yang benar setelah memegang bahan mentah.

Penelitian oleh Medeiros et al. (2001) juga menggarisbawahi bahwa edukasi yang terarah dan berbasis bukti dapat menurunkan angka kejadian infeksi gastrointestinal secara signifikan. Penggunaan media digital dan infografik interaktif di rumah tangga telah terbukti meningkatkan kesadaran akan praktik kebersihan dapur.

Solusi Sederhana tapi Efektif

  • Gunakan talenan dan pisau terpisah untuk bahan mentah dan bahan siap saji. Tandai dengan warna atau label.

  • Cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum, selama, dan setelah proses memasak.

  • Simpan makanan sisa dalam wadah tertutup dan masukkan ke kulkas dalam 2 jam setelah matang.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun