Tapi, itulah perasaan. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri, ataupun memaksa jika aku harus mencintainya. Rasanya akan ada banyak perasaan yang tersakiti. Katanya perasaan cinta akan datang jika terbiasa, lalu apa bedanya denganku yang terbiasa dengan mencintai Sean selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum Haru datang dan mengenalku.
Aku menghela nafas panjang, angin membelai wajahku sampai membuat sisi rambutku menghalangi pandanganku. Aku keluarkan selembaran uang tadi dari saku, lalu kutatap. Kuperhatikan terdapat kertas yang berbeda tidak seperti lembaran uang kertas, namun secarik kertas yang sengaja dirobek kecil. Kuambil kertas tersebut, aku termenung saat membaca tulisan yang terdapat pada kertas itu.
Aku mencintaimu, Aleana. Maafkan aku.
Tulisan tangan singkat yang tampak sederhana, kenapa bisa membuat mata ini tiba-tiba terasa berair. Bahkan, terdapat setetes cairan yang jatuh di atas kertas itu, aku merasa tidak mengerti dengan perasaanku sekarang....
“Haru, apakah tawarannya masih berlaku jika aku mengejarmu sekarang?”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI