Mohon tunggu...
Ayu Rurisa
Ayu Rurisa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi Teknik Mekanika

Environtmentalist

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Fiski ' Terjebak Imajinasi '

1 November 2017   07:17 Diperbarui: 12 September 2020   08:30 15052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Para pelayan itu mengantarku untuk pergi ke ruang makan bergabung dengan tamu yang lainnya. Aku menolak untuk diantar oleh mereka. Bagiku lebih baik mereka memberi tahu rute-nya dan aku akan berjalan dengan diriku sendiri. Tenang saja aku adalah orang yang mudah untuk menghafal jalan, mereka mengizinkanku.

Aku menelusuri galeri ruangan ini. Lukisan-lukisan abstrak bergaya yunani kuno menghiasi  dinding tua tempat ini.  

Cerita tentang Sinclair yang mengontrak Demian demi merasakan hidup di dua dunia berbeda, terang nyata dan kelam yang mencekam. Lukisan The Fallen Angel,makhluk- makhluk mitologi Yunani seperti Pegasus, Citrus, Drherk terpajang rapi di sejajaran muka dinding. Aku terus berjalan hingga aku terpana pada satu lukisan setelahnya aku mersa pusing. Kemudian, lelaki itu datang menghampiri.

" apa yang kau lakukan disini ? cepatlah, semua orang sudah menunggumu. " katanya dengan halus.

" maafkan aku "  aku menunduk dan menurut mengikuti langkahnya.

Kami pergi dan tiba di ruang makan. Sungguh demi apapun, aku sama sekali tidak terkejut dengan pemandangan yang ada di depanku. Semua orang berpakaian bak seorang bangsawan kerajaan romawi kuno. Lagi --lagi aku tidak mersa ini sesuatu yang asing bagiku.

Tempat seperti kerajaan ini, bapak-bapak berdandan raja, ibu-ibu cantik juga penyihir berpakaian lumut, penguin hujan tropis serta kerbau tanduk rusa sebagai hidangan makan ; semua terasa seperti sudah tidak asing lagi bagiku ; hanya seperti duniaku sendiri; dunia imajinasiku.

Aku duduk di kursi yang berada di ujung meja; yang satu ada lelaki itu yang sekarang menatap lurus kearahku ; tatapan kejam penuh kelicikan. Sayangnya aku sama sekali tidak terkejut ataupun takut. Seperti yang kubilang sebelumnya, aku sudah tidak merasa asing dengan semua relativitas ruang dan waktu yang terjadi disini; aku hanya saja merasa berada di duniaku sendiri. Kuamati dalam-dalam wajah lelaki itu, caranya menyantap makanan; tertawa dengan yang lain; dan sungguh dia sangat tampan ; sama persis dengan apa yang selama ini berada di imajinasiku. Tapi tunggu, aku mulai takut. Apakah aku berada dalam dunia imajinasi itu sekarang ?

Kuedarkan pandangan ke sekeliling dan ya, ini adalah salah satu dari sekian banyak dunia imajinasiku. Aku menunduk mencoba untuk tenang dan berharap semua akan baik-baik saja. Tiba-tiba petir menyambar; membuat lubang di atap  ruangan ini; menghasilkan serpihan- serpihan berlian tajam bertaburan. Dan aku menyaksikan dua orang hancur terkena jatuhan lampu berlian itu.

Semua orang mulai berteriak ketakunan; terkena serangan jantung; pingsan secara sia-sia; meringkuk konyol disudut ruangan; dan juga berebut lift. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku; aku mulai sadar ternyata ini dunia imajinasiku. Tapi bagaimana bisa aku kembali pada imajinasi yang sebelumnya pernah aku imajinasikan.

Lantai bergetar menjatuhkan semua propeerti yang ada. Kemudian, muncul serpihan api yang semakin membesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun