Mohon tunggu...
Ayu Rurisa
Ayu Rurisa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi Teknik Mekanika

Environtmentalist

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Fiski ' Terjebak Imajinasi '

1 November 2017   07:17 Diperbarui: 12 September 2020   08:30 15052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Hahaha, tentu saja. " aku membalasnya lalu dia tertawa dan aku juga tertawa. Aku tidak mengerti mengapa aku tertawa yang benar-benar tertawa lepas.

Lalu dia mengajakku untuk berjalan menuju lift dan dia memencet lantai teratas yang setahuku itu khusus untuk para tamu VIP. Aku berdiri di sebelahnya, meliriknya secara diam-diam berharap dia tidak merasa terganggu. Hanya ada kita berdua di dalam lift itu. Dan aku mulai berfirasat kalau kami akan terjebak di lift ini. Apakah aku mengharapkannya ? tentu saja tidak.

" Apakah di dalam sini hujan ? " dia berbicara sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dengan punggung yang menyandar di dinding lift. Aku sempat tertegun untuk beberapa detik karena pose yang membuatnya semakin tampan. Segera aku melihat pada diriku sendiri, kurasa tidak ada yang salah denganku. Dandanan yang luntur ? aku tidak berdandan saat aku bergegas tadi pagi. Jilbab putih polos, kaos putih dengan lengan yang berwarna biru tua -- senada dengan celana jeansku serta sepatu kets putih yang tidak seputih saat aku berangkat tadi  dan jangan lupakan jas hujan basah yang masih kupakai.

" oh, maafkan aku, aku lupa untuk melepasnya " sambil bergegas melepas jas hujan.

" berikan padaku, biar aku yang membawanya "

" terima kasih " 

Ting

Pintu lift terbuka dan menampakkan pemandangan yang pernah aku lihat sebelumnya. Sungguh jika kalian pernah memasuki istana Cinderella atau Diamond Catsle mungkin kalian bisa membayangkan tempat ini. Begitu mewah, dipenuhi degan kilauan berlian dan emas.

Keluar dari pintu lift ini, kami langsung disambut dengan Red Carpet dan para pelayan di kanan-kiri. Dari sini aku bisa menyimpulkan bahwa lelaki disampingku ini adalah bangsawan kaya raya.

Pelayan-pelayan itu menyambutku dengan hangat dan menuntunku ke suatu ruangan yang kutahu sebuah kamar. Mereka mempersilahkanku masuk, mempersiapkan gaun putri untuk kemudian kupakai dan juga mereka mendandaniku bak putri raja.

Kurang lebih sekitar lima belas menit aku selesai untuk didandani. Jujur saja, aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi sekarang ini. Memang sempat kudengar dari lantai bawah tadi jikalau ada keluarga bangsawan yang sedang menyewa lantai VIP ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun