Saat membaca novel,
terkadang aku lupa menandai
di halaman berapa:
135 atau 153,
tokohnya sedang memasak mi instan
atau mencium kekasihnya
Begitu juga halnya tentang dirimu
Aku lupa dengan janjiku
'tuk menjemputmu jam enam sore tadi
Aku pikir jam enam pagi esok harinya
Kusadari setelah pesanmu masuk
Gila, ini jam dua dini hari
Kau marah
Aku selalu ingkar janji, katamu
Aku hanya pelupa, sanggahku
Terlalu sering, katamu lagi
Maaf, cuma itu yang bisa kukatakanÂ
Dan malam mengirimkan dingin
Aku menyeduh kopi, memantik
sebatang rokok,
membuka YouTube,
barangkali ada tutorial
menghadapi kekasih yang sedang marah
saat dini hariÂ
Namun, kusadari
Cinta bukanlah gegas peluk
atau ciuman panjang
Tapi bagaimana menyeimbangkan
saat tubuh merespon "tak"
sedang mulut mengucap "ya"
Tidak juga menyembunyikan
kepura-puraan
Pun tak perlu tujuh alasan
Cinta bukan beberapa karena
Kurasakan dirimu diriku tersambung
Jalan
Masih kutunggu pesanmu pagi ini
***
Lebakwana, Oktober 2025
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI