Udara masih basah. Dalam seminggu ini hampir setiap hari hujan turun. Cuaca sedikit menggigit kulit. Tapi aku harus tetap keluar rumah, menjalani rutinitas kerja. Dan kini aku sudah sampai di stasiun kereta, menunggu kereta commuter line yang akan membawaku ke pusat kota, tempatku bekerja.
Stasiun sudah ramai. Mungkin mereka sama dengan diriku, akan menuju ke tempat kerja. Seperti biasa, aku akan melihat wajah-wajah datar, wajah-wajah kelelahan. Seperti biasa, mereka asyik dengan dirinya sendiri: menatap ke arah datangnya suara kereta, atau membuka hp, atau bercakap-cakap ringan dengan seseorang yang baru dikenalnya, atau diam saja. Aku sendiri menenggelamkan diri dengan lamunanku, seperti biasa.
Seseorang bergegas memasuki ruang tunggu peron. Tidak ada yang aneh, itu pemandangan biasa. Seseorang itu kini berdiri di dekatku. Pun ini kejadian yang sangat biasa. Juga ketika seseorang itu mengajak berbincang selintas. Dalam menjalani rutinitas perjalanan setiap hari itu sangat mungkin terjadi.
"Kerja? Kuliah?" Itu juga pembukaan percakapan yang, sedikit basa-basi.
"Kerja," kujawab juga.
Lalu:
Huh, sekarang macetnya makin parah.
(Baru tahu?)
Gila! Kabinet sekarang menteri dan wakilnya sampai lebih seratus orang.
(Halah, sok tahu politik)
Mahasiswa banyak yang demo. Gaji nggak naik-naik lagi.
(Apa hubungannya?)
Dan seseorang itu tertawa.
(Ups! Reflek aku memandangnya. Entah kenapa aku suka mendengar suara tawanya)