Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Sekelebat Singgah

26 Maret 2025   16:40 Diperbarui: 26 Maret 2025   16:40 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rindu Sekelebat Singgah. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | Dokumen pribadi 

Udara masih basah. Dalam seminggu ini hampir setiap hari hujan turun. Cuaca sedikit menggigit kulit. Tapi aku harus tetap keluar rumah, menjalani rutinitas kerja. Dan kini aku sudah sampai di stasiun kereta, menunggu kereta commuter line yang akan membawaku ke pusat kota, tempatku bekerja.

Stasiun sudah ramai. Mungkin mereka sama dengan diriku, akan menuju ke tempat kerja. Seperti biasa, aku akan melihat wajah-wajah datar, wajah-wajah kelelahan. Seperti biasa, mereka asyik dengan dirinya sendiri: menatap ke arah datangnya suara kereta, atau membuka hp, atau bercakap-cakap ringan dengan seseorang yang baru dikenalnya, atau diam saja. Aku sendiri menenggelamkan diri dengan lamunanku, seperti biasa.

Seseorang bergegas memasuki ruang tunggu peron. Tidak ada yang aneh, itu pemandangan biasa. Seseorang itu kini berdiri di dekatku. Pun ini kejadian yang sangat biasa. Juga ketika seseorang itu mengajak berbincang selintas. Dalam menjalani rutinitas perjalanan setiap hari itu sangat mungkin terjadi.

"Kerja? Kuliah?" Itu juga pembukaan percakapan yang, sedikit basa-basi.

"Kerja," kujawab juga.

Lalu:

Huh, sekarang macetnya makin parah.
(Baru tahu?)

Baca juga: Pelajaran Rindu

Gila! Kabinet sekarang menteri dan wakilnya sampai lebih seratus orang.
(Halah, sok tahu politik)

Baca juga: Kepala Kata-Kata

Mahasiswa banyak yang demo. Gaji nggak naik-naik lagi.
(Apa hubungannya?)

Dan seseorang itu tertawa.
(Ups! Reflek aku memandangnya. Entah kenapa aku suka mendengar suara tawanya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun