Mohon tunggu...
Astralastra
Astralastra Mohon Tunggu... Daur baur

Manusia merdeka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Biru dan Bahasa Rindu

19 Agustus 2025   22:30 Diperbarui: 20 Agustus 2025   15:23 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Photo by Ron Lach/PEXELS

.

Yang biru tak hanya kemalangan, puan

Ia tersisa di antara jendela yang mengecil

Bersama gema suara yang mengikat kehilangan

Seperti memendam ketakutan yang kerdil

.

Yang biru tak selamanya membisu, rindu

Dan juga tak selamanya tertawan dalam klise kealpaan

Yang meremang ketika malam mulai memanggilmu 

Pada titik cahaya yang diam-diam bersinar perlahan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun