Sunarsih dari bagian makanan cepat saji membawakan celemek untuk menutupi tubuh Herlambang. Lalu Nitania mengantarnya ke area tempat parkir. Mata mereka bertemu.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Maaf." Mata Herlambang besar. "Aku sedang duduk di apartemenku mau makan malam yang sedang dihangatkan dengan microwave, dan kemudian puuuf! Aku berada di dalam freezer. Telanjang."
"Aneh."
"Iya, kan?"
"Pantatmu kelihatan."
Herlambang menarik celemeknya ke belakang sedikit. "Dengar, Nitania. Aku bukan lelaki mesum. Dan aku tidak menguntitmu. Sumpah demi Tuhan."
Nitania melipat tangannya dan melihat sekeliling. Dia merasa semua orang sedang melihat mereka. "Mungkin sebaiknya kita putus dulu, Herlambang."
Dia menunduk. "Ini terlalu aneh."
Kali berikutnya Nitania melihat Herlambang adalah di Kantor Samsat. Dia tidak ingat bahwa pria itu bekerja di sana sampai nomornya dipanggil dan dia melangkah ke jendelanya. Dia mengenakan kacamata berbingkai biru dan baju polo berkancing. Dia sebenarnya terlihat imut.
Dia menyerahkan lisensinya. "Herlambang."