Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Semerbak Lavender di Kintamani: Bab Tiga

28 September 2025   18:18 Diperbarui: 27 September 2025   22:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Di sudut berdiri sebuah gramofon tua, dan di sebelahnya, tertata rapi, sederet piringan hitam bersampul kuning. Anggun berjalan perlahan melewatinya, membiarkan ujung jarinya meluncur ringan di atas perabotan. Debu menempel di kulitnya seperti kerudung tipis.

Di dapur yang bersebelahan dengan ruang tamu, cahayanya lebih sejuk. Jendela-jendelanya lebih kecil dan berkabut. Ubin di atas meja kompor retak. Tanaman-tanaman pot layu berdiri di ambang jendela, di salah satunya terlihat setangkai lavender kering. Sebuah buku catatan tua tergeletak terbuka di samping wastafel, dengan daftar belanja yang setengah jadi. "Susu, madu, sabun, minyak lavender ... jangan lupa tanya Tisa!"

 

BERSAMBUNG 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun