Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Panduan Wisata Benua Ke-8: Destinasi Keindahan: Air Terjun Jhikowe'ey

16 September 2025   18:18 Diperbarui: 16 September 2025   17:41 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Panduan Wisata Benua Ke-8: Destinasi Keindahan: Museum Emosi yang Terlupakan


7. Air Terjun Jhikowe'ey

Hidup ini singkat, pelancong terkasih, dan seperti yang dikatakan pemabuk di kedai mana pun: Malam tidak berlangsung lama. Karena alasan ini saja, kemasi tas Anda, atau tinggalkan di rumah, dan segera datang ke Air Terjun Jhikowe'ey. Di sini hati terbuka oleh desir air yang mengalir deras sejauh ribuan kaki. Di bawah sinar matahari, ada ribuan bianglala dan lumut tumbuh hijau dan rimbun. Apakah lidah Anda ingin menyanyikan lagu?

Kalau begitu, pergilah ke bebatuan. Buka mulut Anda, cicipi udara berkabut kapas, dan bernyanyilah mengikuti suara air yang jatuh. Ya, saat sinar matahari menerobos awan, yang akan Anda temukan adalah pelangi demi pelangi yang bermain di antara kabut. Ulurkan tangan Anda, Anda nyaris saja menangkapnya.

Dapatkah kita mengakui bahwa kita semua terlalu sibuk? 

Bahwa piring-piring dapat dibiarkan diam beberapa jam lebih lama. Bahwa surel yang membuat kita terikat di meja kerja dapat menunggu hari lain. Bahwa tidak ada serial drama Korea dan sinetron drama televisi penguras air mata yang layak ditonton saat langit, matahari, bebatuan, dan lumut memanggil Anda?

Kita akan pergi besok atau lusa. Semakin banyak alasan untuk menjelajah keluar kota dengan arena dansa dan diskotiknya, dan mencari keindahan air terjun Jhikowe'ey tempat kita dapat mendaki lereng gunung untuk melihat air dan pulang tanpa membawa pernak-pernik atau potret yang diambil fotografer keliling. Tidak ada apa pun kecuali diri kita yang manis yang kembali kepada kita. Seolah-olah bagian dari jiwa kita yang selalu ingin kita beri ruang, ternyata, menunggu di kaki air terjun untuk menyambut kita.

Kami menulis tentang air terjun, memberi tahu semua yang kami tahu untuk datang dan berkunjung, sambil mengakui bahwa banyak pembaca hanya akan mengangguk. Ya, ya, kata mereka, kedengarannya cukup bagus. Suatu hari nanti, pasti, mereka berencana untuk pergi. Ketika museum di kota tutup, atau ketika mereka tidak memiliki reservasi makan malam atau tiket teater.

Mungkin ketika tidak ada pekerjaan yang harus dikejar. Atau ketika mereka tidak harus bangun pagi. Atau cuaca lebih baik. Atau ketika cuti harus segera digunakan daripada hangus percuma tanpa ganti rugi. Kami mengerti, kami benar-benar mengerti. Kami juga berjanji pada diri sendiri selama bertahun-tahun untuk pergi.

Puluhan tahun berlalu dan kami bertambah tua, dan selama ini kami mengeluhkan betapa kami seharusnya mengunjungi air terjun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun