Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Naga Terakhir (Part 1)

15 September 2025   20:20 Diperbarui: 15 September 2025   19:09 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendatang baru itu mendekati perapian dengan keanggunan seekor kucing yang telah dipupuk oleh disiplin bertahun-tahun. Dia mengenakan pakaian hitam seragam, tanpa senjata apa pun yang terlihat - yang berarti dia berasal dari dunia di mana belati beracun telah menggantikan bilah baja.

Dua pria lainnya menegang.

Pembunuh bayaran itu menimbulkan kecurigaan dalam diri mereka, meskipun wajahnya ramah.

Apakah karena ubannya?

Para pembunuh bayaran hampir tidak menua - kecuali yang terbaik. Master sejati.

Ketiga pengembara itu meneguk anggur mereka dalam diam. Pemilik penginapan itu kembali lagi dan lagi, membawa piring, peralatan makan, dan minuman, sambil bersenandung riang. Ucapannya disambut dengan senyum sopan atau keheningan yang hati-hati.

Akhirnya, makanan siap.

Pemilik penginapan itu meletakkan hidangan mengepul di atas meja. Daging yang lezat, salad yang aneh namun istimewa, roti segar, buah, dan pt. Para pengembara itu berpesta, sementara pemilik penginapan itu mengobrol tanpa henti. Rumor pengunjung yang lewat, berita lokal, gema yang jauh. Dia bahkan berhasil membuat tamunya bercerita tentang desa-desa yang telah mereka lewati.

BERSAMBUNG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun