Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengejar Matahari

3 September 2025   08:08 Diperbarui: 3 September 2025   00:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok pri. Ikhwanul Halim

Mengejar Matahari

Gunung itu disebut Raksasa Tidur karena bentuknya. Aku berdiri di puncaknya, di bahu raksasa yang bersujud di tampuk tebing, mengagumi pemandangan tudung rindang rimba di kejauhan, jurang terjal, dan awan gergasi kelabu yang berlayar perlahan, ketika sesuatu---atau seseorang---menepuk pundakku.

Aku berbalik. Tadinya aku pikir aku sendirian di jalur pendakian ini.

Seorang laki-laki berkulit pucat keriput, dengan rambut abu-abu panjang dan janggut menyerupai sarang burung manyar jatuh, menyeringai ke arahku. Giginya bengkok-bengkok dan kotor bernoda.

"Hei kawan, apa kabarmu?"

Dia membungkuk, memelukku, dan menepuk punggungku. Baunya seperti andam.

Lenganku menegang di sisi tubuhku.

"Aku baik-baik saja."

Dengan lembut aku melepaskan diriku darinya. "Bagaimana denganmu?"

Dia mengangkat alisnya yang tebal berbulu. "Benar-benar hilang. Saya mencari matahari, tetapi tidak dapat menemukannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun