Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simfoni Jam

19 Agustus 2025   12:12 Diperbarui: 19 Agustus 2025   10:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Benin bertanya-tanya, apakah instrumen musik lain dapat didesain ulang untuk dimainkan sendiri?

Selama berbulan-bulan, dia  melakukan eksperimen. Meskipun sebagian besar usahanya gagal, ia belajar banyak, dan ambisinya tumbuh seiring dengan keahliannya.

Dia mulai membuat sketsa rancangan mesin raksasa yang saling berhubungan yang mampu mereplikasi suara sebuah grand orkestra. Mesin-mesin itu akan ditempatkan di dalam kotak kayu besar seukuran orgel katedral agung.

Mesin itu digerakkan oleh ribuan roda gigi, pegas, dan uap, serta berisi serangkaian pipa, senar piano, drum, alat musik tiup, dan bahkan bel.

Saat Benin memulai pembuatan mesinnya, dia terpaksa merelokasi proyeknya yang berkembang pesat ke gedung orkestra tua yang sudah runtuh di pinggir kota.

Berita tentang proyeknya yang tidak biasa menyebar ke seluruh kota. Orang-orang berdatangan untuk menyaksikan mesin aneh itu terbentuk. Bahkan ada yang menawarkan bantuan.

Tak lama kemudian, belasan perajin mengerjakan berbagai komponen, mengikuti spesifikasi Benin.

Lima tahun setelah dia membeli piano yang bisa dimainkan sendiri, mesin ciptaannya itu akhirnya siap.

Antisipasi masyarakat mencapai puncaknya. Surat kabar memuji penampilan pertama "Orkestramatik" dan tiket gala premiere terjual dengan harga selangit. Orang-orang memenuhi setiap jengkal gedung orkestra tua yang sudah direnovasi. Tiga musisi grande dari orkestra Duke sekali lagi berada di barisan depan.

Benin telah memprogram mesin itu dengan cermat, menggunakan versi yang lebih rumit dari kertas berlubang dari piano yang bisa dimainkan sendiri. Namun dia masih sangat gugup.

Ketika saatnya tiba, dia berjalan ke atas panggung, membungkuk kepada penonton, menarik tuas dan menyaksikan mesin itu hidup. Musik bergema memenuhi aula. Semuanya berjalan lancar, sesuai rencana Benin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun