Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Badai Takdir (Dua Puluh)

7 Mei 2023   21:31 Diperbarui: 7 Mei 2023   22:01 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kendida bahkan tidak berkedip. "

Kalau Anda tidak memaksakan itu dengan apa yang kamu lakukan, lalu apa yang kamu ajarkan kepada Kinan?"

"Aku tidak mengajar keadilan kepadanya. Di medan perang tidak ada yang adil. Itu menjadi tugasmu untuk mengajarinya moral. Kamu adalah orang yang paling bermoral di negeri ini. Nusvathi jauh dari itu, dan bahkan tidak berpikir bahwa aku cukup bermoral, karena kalau kamu tahu semua yang telah kulakukan ..." Dan Kendida lama kembali. "... kamu akan berpikir dua kali untuk jatuh cinta denganku."

"Kendida...." Angrokh mencoba memotong kata-katanya.

"Jangan coba-coba mengatakan bahwa aku salah. Aku tahu itu, semua orang tahu itu dan aku tahu kamu tahu itu. Untuk alasan yang sama kamu menutup mata terhadap hal-hal buruk yang telah kulakukan. Untuk alasan yang sama, kamu gagal melihat apa yang ada di depan matamu, hanya saja kamu tidak mau mengakuinya. Kamu tidak melakukan apa yang harus kamu lakukan."

BERSAMBUNG


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun