Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Konstitusional

7 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 7 Desember 2022   18:00 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
constitutionnet.org

Aku berlutut mendengarkan retorika dalam khotbahnya yang bertele-tele ngalor ngidul , mendengarkan kehilangan yang membuatnya terlempar ke pinggir jalan dan meninggalkannya dengan berita lama yang menjilat wajahnya seperti anjing kampung yang ditelantarkan. Aku menyisipkan seratus ribu ke tangannya.

Akhir dunia adalah kiamat, tidak perlu sepatu, katanya seakan bersabda.

Kata-kata dibeli dan dibayar dengan utang.

Sekarang aku harus membawa kata-kata bersamaku, dan untuk melakukan itu saya harus bangun dan terus berjalan dalam pengembaraan kecil yang serupa, sampai semuanya rusak dan aspal jalan menyentuh tapak kaki hingga berdarah untuk menemukan jalan kembali.

Bandung, 7 Desember 2022

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun