Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 24)

7 Desember 2022   13:38 Diperbarui: 7 Desember 2022   14:00 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Air mata menggenang di matanya saat menatap rayap yang berlarian di sepanjang kulit pohon. "Kamu yakin melihat mama papaku dijemput?"

Zaki memeluk Tiwi untuk menenangkannya. "Yakin."

Tiwi gemetar dalam pelukannya. "Tapi kamu bahkan tidak melihat helikopternya. Bagaimana kamu tahu bahwa mereka aman di dalamnya? Ombaknya sangat tinggi, dan ...." Tiwi berhenti sejenak dan menelan ludah. "... dan angin mengingatkanku pada badai. Aku--"

Miko memotong dengan lembut. Dia menyingkirkan sehelai rambut dari pipi Tiwi. "Sekarang bukan waktunya untuk memikirkannya, Wi."

Tidak perlu berdebat dengan teman-temannya karena mereka hanya mencoba membantu. 

"Kamu benar. Orang tuaku tidak ingin aku mengkhawatirkan mereka."

"Tepat." Miko melepas kalung tali hitam dengan gigi hiunya yang tergantung di leher. "Lu boleh pakai jimat keberuntungan gue."

"Serius?" Tiwi tidak bisa mempercayainya. Miko tidak pernah melepas kalung itu, bahkan untuk mandi atau berenang, apalagi membiarkan orang lain memakainya.

Ketika Miko mengangguk sebagai jawaban, Tiwi mengusapkan tangannya ke permukaan gigi hiu yang putih dan halus serta tepinya yang tajam dan bergerigi. "Kamu sangat manis."

Miko berdiri di belakang Tiwi dan memasangkan kait kalung di leher gadis itu. "Ini adalah simbol bahwa lu akan bertahan hidup dari segala macam cobaan."

Miko selamat dari serangan hiu tahun sebelumnya. Hiu macan telah menggigit papan selancarnya, meninggalkan suvenir---salah satu gigi segitiga tajamnya, yang dipasang ke tali kalung yang dikenakan Miko sejak kejadian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun