Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 21)

29 November 2022   18:38 Diperbarui: 29 November 2022   18:55 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Jemarinya menyentuh kulit halus lumba-lumba yang lewat.

"Kita berutang nyawa pada makhluk-makhluk ini. Menatap gigi hiu tidak ada dalam daftarku untuk liburan ini, itu pasti."

Miko tertawa dan menepuk kepala salah satu teman laut mereka yang baru saja kenal. "Ya, itu lucu. Kurasa Flipper menyelamatkan kita dari Jaws. Kalau gue punya ikan, gue nagsih dia dan teman-temannya satu juta ikan."

"Ada cerita tentang lumba-lumba yang menyelamatkan manusia, di zaman Yunani kuno," kata Zaki. "Tidak ada yang tahu mengapa mereka melindungi kita, tetapi yang jelas ada alasan mereka melakukannya."

Senyum penuh harapan menari-nari di bibir Miko. "Kira-kira mereka bakal ngasih omprengan nggak ke gue buat selancar ombak? Lu tahu, kan ... gue pegangan sirip."

"Lu serius?" tanya Zaki.

"So pasti," Miko memamerkan senyumnya yang sempurna.

Mau tak mau Tiwi juga tersenyum. Lumba-lumba berenang mengelilingi mereka sebelum lepas landas pergi meninggalkan tiga sekawan. Tiwi melambaikan tangan pada sahabat maritimnya yang baik hati saat mereka dengan cepat menghilang ke kejauhan.

"Ayo boys, ayo bergerak."

Tiwi berenang ke pantai dengan dua temannya tepat di belakang saya. Mereka memang selamat untuk saat ini, tetapi hiu-hiu bisa kembali kapan saja dan tidak akan ada kesempatan kedua.

Setelah apa yang tampak seperti berjam-jam melewati ombak, dia tersenyum. "Hei, aku akhirnya bisa menyentuh dasar pantai!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun