Jemarinya menyentuh kulit halus lumba-lumba yang lewat.
"Kita berutang nyawa pada makhluk-makhluk ini. Menatap gigi hiu tidak ada dalam daftarku untuk liburan ini, itu pasti."
Miko tertawa dan menepuk kepala salah satu teman laut mereka yang baru saja kenal. "Ya, itu lucu. Kurasa Flipper menyelamatkan kita dari Jaws. Kalau gue punya ikan, gue nagsih dia dan teman-temannya satu juta ikan."
"Ada cerita tentang lumba-lumba yang menyelamatkan manusia, di zaman Yunani kuno," kata Zaki. "Tidak ada yang tahu mengapa mereka melindungi kita, tetapi yang jelas ada alasan mereka melakukannya."
Senyum penuh harapan menari-nari di bibir Miko. "Kira-kira mereka bakal ngasih omprengan nggak ke gue buat selancar ombak? Lu tahu, kan ... gue pegangan sirip."
"Lu serius?" tanya Zaki.
"So pasti," Miko memamerkan senyumnya yang sempurna.
Mau tak mau Tiwi juga tersenyum. Lumba-lumba berenang mengelilingi mereka sebelum lepas landas pergi meninggalkan tiga sekawan. Tiwi melambaikan tangan pada sahabat maritimnya yang baik hati saat mereka dengan cepat menghilang ke kejauhan.
"Ayo boys, ayo bergerak."
Tiwi berenang ke pantai dengan dua temannya tepat di belakang saya. Mereka memang selamat untuk saat ini, tetapi hiu-hiu bisa kembali kapan saja dan tidak akan ada kesempatan kedua.
Setelah apa yang tampak seperti berjam-jam melewati ombak, dia tersenyum. "Hei, aku akhirnya bisa menyentuh dasar pantai!"