Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: XII. Klub (Part 1)

6 November 2022   17:12 Diperbarui: 6 November 2022   17:14 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Khiran berbalik dan menatap Ametia, lalu dia kembali menatap cermin.

Wajahnya sendiri yang sudah lama dikenalnya, kini semakin dewasa. Tulang pipinya menjadi lebih tegas, dan tonjolan dadanya mengisi gaunnya. Gaun itu membentuk lekuk huruf S yang membungkus pinggulnya. Dia tidak bisa mengenali dirinya sendiri di cerimin itu. Tidak juga. Tidak lagi.

Dia melihat bayangan Ametia, Ametia yang begitu percaya diri dan cantik dan sangat ... keren.

Dia menarik napas dalam-dalam.

"Kadang aku suka gugup kalau berada dekat orang lain. Aku menjadi gelisah tak menentu, dan sejak pengangkatan, "dia menatap jari-jari tangannya," kekuatanku lebih selaras dengan suasana hatiku, lebih daripada sebelumnya. "

 "Tapi, bukankah itu bagus?" Ametia berkata, mengarahkan Khiran untuk menghadapinya. "Sekarang, kamu bisa lebih mengendalikan kekuatan sihirmu."

Khiran menatap Ametia. "Tapi itu tetap saja berarti aku bisa kehilangan kendali saat emosi. Kadang-kadang aku bisa merasakannya, bi Ame."

Ametia memegang wajah Khiran dengan kedua tangannya. "Merasakan apa, sayang?"

Citraloka masuk ke kamar yang penuh dengan hamparan pakaian dalam, gaun, dan alat rias, dan tertegun.

"Oh," katanya.

Ametia melambai dan tersenyum. "Selamat malam, Citraloka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun