Kuntum melompat dan berlari ke dapur.
"Tunggu aku!" seru Awang sambil mengikutinya ke pintu. "Mungkin seseorang membutuhkan bantuanku."
Kuntum menjawab, "Jika mereka membutuhkan dokter, Awang, mereka dapat menunggu sampai kamu membuka pintu. Kamu hanya beberapa langkah di belakangku."
Kuntum membuka pintu dan melihat Taruna Asikin berdiri dengan bercucuran air mata.
Kuntum bru saja hendak bertanya, 'Apa yang kamu inginkan.' Tapi anak itu menerobos di sampingnya sambil mengoceh tentang Bagas dan Kadir, dan tidak bisa diam hingga Awang mendorongnya ke kursi dan menyuruhnya mengatur napas.
"Tenanglah, Nak. Ada apa? Aku tidak bisa memahamimu."
"Bagas ... Bagas dan ... dan Kadir di... dimakan... tengkorak. Mereka belum kembali dari tempat itu... heh...."
Saat napasnya melambat, dia menjelaskan apa yang baru saja terjadi sampai akhirnya Awang mengerti.
Bagas dan Kadir pergi dari hutan menuju rumah duka, dan belum kembali.
Sudah lama sekali, dan mereka belum kembali!
***