Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 32)

9 Oktober 2022   14:30 Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:34 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Kuntum melompat dan berlari ke dapur.

"Tunggu aku!" seru Awang sambil mengikutinya ke pintu. "Mungkin seseorang membutuhkan bantuanku."

Kuntum menjawab, "Jika mereka membutuhkan dokter, Awang, mereka dapat menunggu sampai kamu membuka pintu. Kamu hanya beberapa langkah di belakangku."

Kuntum membuka pintu dan melihat Taruna Asikin berdiri dengan bercucuran air mata.

Kuntum bru saja hendak bertanya, 'Apa yang kamu inginkan.' Tapi anak itu menerobos di sampingnya sambil mengoceh tentang Bagas dan Kadir, dan tidak bisa diam hingga Awang mendorongnya ke kursi dan menyuruhnya mengatur napas.

"Tenanglah, Nak. Ada apa? Aku tidak bisa memahamimu."

"Bagas ... Bagas dan ... dan Kadir di... dimakan... tengkorak. Mereka belum kembali dari tempat itu... heh...."

Saat napasnya melambat, dia menjelaskan apa yang baru saja terjadi sampai akhirnya Awang mengerti.

Bagas dan Kadir pergi dari hutan menuju rumah duka, dan belum kembali.

Sudah lama sekali, dan mereka belum kembali!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun