Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 28)

3 Oktober 2022   19:01 Diperbarui: 3 Oktober 2022   19:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan dari Taluk Kuantan ke kota Muara Lembu, Gumarang tiba di rumah Tando Malelo. Tando adalah sahabat karibnya di kampus dulu, dan dia sudah lebih dari setahun dia tidak bertemu dengannya.

Gumarang akhirnya memutuskan bahwa dia perlu berada di dekat teman lama kuliahnya lebih dari yang dia butuhkan untuk benar-benar berada di kampus. Dia juga membutuhkan perubahan suasana, dan selain itu, Tando selalu tertarik dengan tamsil mimpi. Yang dia alami malam sebelumnya pasti akan membangkitkan minat sahabatnya itu.

Saat Gumarang mengetuk pintu Tando, mimpi itu perlahan merayap kembali ke dalam alam sadarnya yang membuat tulang punggungnya gemetar. Dia harus membebaskan yang satu ini sebelum menimbulkan masalah lagi. Tidak ada keraguan dalam pikirannya tentang itu.

"Hei, Gumarang, apa kabar? Sudah lama sekali. Tadinya kupikir 'bagaimana kalau aku berkunjung ke Taluk Kuantan untuk menemui si bujang lapuk? Baguslah awak datang bagai tanpa perlu kujemput lagi."

Senang dengan sambutan hangat dari Tando, Gumarang langsung merasa lebih santai. Teman baik sulit ditemukan.

"Ya, sudah lama sekali. Kita harus lebih sering berkumpul. Padahal hanya perlu satu setengah jam untuk berjumpa denganku. Lebih cepat lagi kalau aku berpura-pura punya mobil balap," ucap Gumarang saat Tando menyuruhnya masuk. Tertawa, dan jelas senang ditemani, Tando mengambil tas Gumarang dan meletakkannya di dekat pintu.

"Awak tidak banyak cakap di telepon. Aku harap awak punya banyak kisah untuk dibicarakan malam ini. Aku ingin membawa awak pergi keluar, jika tidak apa-apa bagi awak. Ada kedai yang layak di kota yang cukup sepi hampir sepanjang waktu, cocok untuk berbicara dari hati ke hati."

"Kedengarannya cocok bagiku. Selama kita boleh bicara, aku tidak keberatan sama sekali. Aku punya beberapa hal atau setidaknya satu hal khusus yang menurutku kau akan tertarik, aku cukup yakin."

"Awak juga akan menginap besok, kan?"

"Belum tahu. Kenapa, apa kau punya rencana? Kau selalu pandai menyibukkan diri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun