Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 21)

23 September 2022   09:30 Diperbarui: 23 September 2022   09:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Rano mengepalkan tinjunya dan bergeser ke kanan sambil mengertakkan gigi saking marahnya. Ai terduduk di aspal dengan telapak tangan memegang dagu. Darah masih meleleh dari mulutnya.

"Lepasin gue! Jangan ikut campur urusan gue sama bocah ini," teriak Lola sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeraman pria itu.

"Diam!" kata lelaki yang memegangnya dan memelintir lengannya ke belakang punggung Lola dengan cepat.

"Kau selalu menjadi pengacau di wilayah ini. Suatu hari nanti, akan ada orang yang memasukkan kau ke rumah sakit jiwa supaya otak kau bisa waras."

Dia melepaskan pitingannya setelah beberapa menit, dan Lola melotot menatapnya.

"Gue bakalan bunuh lu," katanya menuding Rano dan terus menyumpah-nyumpah dengan kata-kata kotor.

"Kau kira kau bisa menang lawan dia? Kalau begitu aku mau lihat kalian baku hamtan sekarang. Aku jadi wasitnya," kata pria itu sambil menunjuk ke arah Rano.

Suti berdiri di samping Rano dengan kaki gemetar. Sebenarnya dia mempunyai pikiran untuk lari dari situ, tetapi tidak bisa karena Febi berdiri di sisi lain menatap mereka.

Febi akan menangkap dan memukuliku, pikirnya.

Ai akhirnya berdiri, tetapi darah terus menetes dari bibirnya seperti keran air yang tak tertutup sepenuhnya. Lelaki itu melihatnya dengan mimik prihatin.

"Kalian lihat apa jadinya kalau terus berkelahi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun