Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 26: Takkan Pernah Melupakan

10 Oktober 2021   09:00 Diperbarui: 10 Oktober 2021   15:59 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja. Pagi yang dingin setelah hujan semalaman dengan cangkir kopi bermotif kincir angin di tanganmu, mengenakan syal itu, bahkan ketika secara tidak sengaja ujungnya tercelup ke dalam kuah sup makan malam. Katrin menyekanya, menarikmu ke depan, dan menempelkan pipi ke pipimu.

Dia merasa hangat saat itu. Dia merasa kedinginan sekarang.

"Kenapa kamu memakainya?"

"Aku pikir itu akan bagus untuk acara khusus." Ya, acara khusus. Yang sudah lama kamu pikirkan. Duduk di kursi berlengan, mengutak-atik seutas benang seiring berjalannya waktu.

Dia mengambil tanganmu. Ada kotoran di bawah kukunya. "Bagaimana?"

Kamu berhenti sejenak untuk mengingat, dan kamu ingat mengapa kamu memilih hari ini. Kamu biasanya melihat Katrin pada hari Sabtu, tetapi hari ini adalah hari Minggu. Kamu memilih hari lain karena hari ini berbeda, karena kamu ingin bertemu dengannya lebih dari sehari. Karena kamu tidak tahan berada di rumah kosong tanpa dia.

Kamu meletakkan tanganmu di atas tangannya, membawanya ke mulutmu, mencium buku-buku jarinya.

"Sudah waktunya, sayang."

Tangannya mengerat di sekitarmu. "Kamu yakin?"

Kamu menatap melalui bahunya, ke kuburannya, yang telah kamu kunjungi selama lebih dari satu dasawarsa. Yang dia tinggalkan untuk datang menemuimu. Dan kamu melihatnya.

Kamu melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun