"Apakah kamu ingin tumpangan?" tanya si ibu muda. "Aku bisa membawamu ke suatu tempat, jika kau mau."
"Terima kasih. Anda baik sekali."
Nasib masuk ke dalam mobil. Jika dia menutup matanya, rasanya seperti roda tidak berputar sama sekali.
"Di mana aku harus menurunkanmu?" tanya ibu muda.
"Tidak masalah," kata Nasib. "Di mana saja."
Dia turun dari mobil di halaman rumah sakit, tergeletak tapi utuh. Berjalan ke Instalasi Gawat Darurat dan duduk di kursi yang kosong.
"Apakah kamu sudah mendaftar?" seorang lelaki tua bertanya padanya. Rambut putihnya alami tapi gigi putihnya palsu, dan senyumnya acuh tak acuh. "Kamu harus mendaftar di depan, atau mereka tidak akan memasukkanmu ke dalam sistem. Jika mereka tidak memasukkanmu ke dalam sistem, kamu tidak bisa ke mana-mana."
"Tidak apa-apa," kata Nasib. "Aku tidak buru-buru."
Lelaki tua itu menyipitkan matanya. "Apakah kita pernah bertemu?"
"Tentu. Kurasa aku pernah mencintaimu, dulu."
Lelaki tua mengangguk. "Aku juga berpikir begitu."