Mohon tunggu...
Anifatun Mu'asyaroh
Anifatun Mu'asyaroh Mohon Tunggu... freelance -

Pengangguran yang gemar berkhayal. Penulis pemula-pemalu. Pembaca diam-diam. Saya cinta fiksi 💚...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit Cinta

7 Juni 2016   22:05 Diperbarui: 7 Juni 2016   22:11 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tersenyum
Senyum pertamaku
Direnggut olehmu, karenamu
Dan memang, selamanya, hanya untukmu

"Rissa. Cintaku," ucapmu lembut
Tatapanmu lurus ke arah laut

Cinta?
Aku mengedarkan pandang
Menerka, memilah benda atau raga
Adakah benda yang tengah kau beri nama?
Ataukah kau tengah memperkenalkan sesosok raga?

Cinta?
Ini kata baru
Penglihatanku mulai campang-camping
Namun, tak kunjung kau memberiku petunjuk
Tak juga kau mulai melemparkan telunjuk

"Di sini," kau kembali menyentuh dada
Sepertinya kau sadar, aku bertanya-tanya
Itukah cinta?
Dan aku masih bertanya-tanya
Tak ada sesuatu di sana

"Kau tak akan melihatnya. Rasakanlah," jelasmu

Cinta?
Rasa?
Kepalaku berputar
Kau tertawa
Aku tersesat

"Nanti kau tahu," tambahmu

*****
Sewindu berlalu
Sejak aku terlahir kembali dan disambut olehmu
Sejak aku memberikan larangan untukmu
Sejak kau memperkenalkan laut, langit, dan cinta kepadaku
Sejak aku tersesat dalam pelajaran kata darimu, untukku

Langit,
Aku tengah berdiri
Di depan pusara berbatu

Setengah dasawarsa ini
Kau diam tertanam di dalamnya, kaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun