Mohon tunggu...
Audry pinkan
Audry pinkan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis baru

Pengajar yang menikmati membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

One in a Million (One Shot)

15 Juni 2021   23:03 Diperbarui: 15 Juni 2021   23:03 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Mark mengerjapkan matanya dan menguap, dia melihat  jam yang terletak di meja samping kasurnya, sudah jam tujuh pagi. Dia duduk di sisi kasur untuk mengumpulkan nyawanya, lalu dia bangkit dan berjalan ke arah jendela. Dia menggeser gorden dan melihat ke arah langit, hujan masih turun namun tidak sederas tadi malam, pagi ini hanya tinggal rintik kecil-kecil. Dia tersenyum kecil lalu berbalik dan berjalan ke arah kamar mandi untuk siap-siap.


Setelah lima belas menit dia sudah menggunakan kemeja putih dan celana bahan biru dongker. Dia keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil pisang dan membuat kopi. Sambil sarapan dia melihat hpnya, ada satu pesan masuk saat dia sedang mandi tadi, dia membuka pesan itu.


From Jack
Mark, Dont forget later okay?.


To jack
Ok, bahan-bahannya sudah aku siapkan kok di kantor.


Jack adalah pemilik perusahaan di mana Mark bekerja dan juga satu-satunya sahabat dekat Mark dari kuliah. Jack dan Mark dekat karena meraka sama-sama berasal dari Indonesia. Setelah mereka lulus kuliah di Kanada, mereka memutuskan untuk bekerja bersama di BIGONE perusahaan periklanan, salah satu anak perusahaan yang dimiliki oleh papanya Jack. Jack menjadi bosnya dan Mark menjadi salah satu pembuat iklan yang hebat.


Setelah dia membalas pesan Jack dia menghabiskan sarapannya dan bersiap-siap untuk ke kantor. Dia mengambil tas, dompet, jaket dan headset lalu berjalan ke rak sepatu untuk memakai sepatunya. Karena masih hujan kecil dia memutuskan untuk menggunakan sepatu sendalnya, dia sekali lagi mengecek ke dalam tasnya dompet sudah ada, hp sudah, laptop sudah, Ipadnya sudah, headsetnya sudah. Dia tersenyum puas menutup tasnya lalu memakai jaket anti airnya.


Setelah dia mengkunci pintu apartemennya dia mengeluarkan headset dari dalam tasnya dan menyambungkannya pada hpnya. Dia menyetel lagu "One in a million" lalu memasukkan hpnya kedalam kantong jaketnya.


Dia berjalan menuruni tangga dengan semangat,karena gedung apartemen yang dia tempati hanya memiliki tiga lantai jadi tidak ada lift di sini. Tidak sampai lima menit dia sudah berdiri di pintu depan apartemennya, dia tersenyum pada penjaga di sana lalu meneruskan langkahnya ke arah stasiun yang tak jauh dari apartemennya.


Mark sampai di stasiun lalu dia membeli karcis dan berjalan ke peron tempat biasa dia menunggu kereta, Mark mengambil hp dari kantongnya dan melihat ada 1 pesan masuk lagi.

From Jack
I knew it love you bro.


Mark hanya tersenyum dan menggelangkan kepalanya melihat balasan dari sahabatnya. Tanpa membalas pesan Jack, Mark memasukkan hpnya ke dalam kantong lagi, sambil menunggu dia menyenandungkan lagu Best part. Tak lama dia merasakan tatapan seseorang padanya. Dia menengok ke kirinya dan melihat ada gadis yang memandangnya, gadis itu mengenakan topi dan berpakaian casual tidak seperti gadis pada umumnya. Dia lumayan tinggi untuk ukuran perempuan. Tiba-tiba gadis itu tersenyum ke arahnya lalu memalingkan mukanya ke arah depan lagi. Mark terpaku, dia tidak dapat melepaskan pandangannya dari gadis itu, senyum gadis itu begitu indah, saat dia tersenyum ada lesung pipi yang muncul di pipi kanananya dan membuatnya lebih manis.


Mark tak sadar kalau gadis itu sudah menaiki kereta, saat dia tersadar dari lamunannya pintu kereta yang dinaiki gadis itu sudah keburu tertutup dan kereta itu berjalan menjauh. Mark menghembuskan nafas berat, dia tersenyum kecut dan hanya dapat menggelengkan kepalanya. Menyesali kebodohannya yang hanya diam berdiri tanpa melakukan apapun.


##


"Hei whats up with you bro?" tanya Jack."Dari kamu datang ke kantor sampai sekarang kerajaan mu hanya menghela nafas saja lalu geleng-geleng kepala dan tiba-tiba bengong." Tambahnya.


Mark hanya menggelengkan kepalanya dan kembali memandang kosong ke arah buku sketsanya. Dia tidak ada mood untuk melakukan apapun hari ini. Dia masih menyesali apa yang terjadi tadi pagi di stasiun kereta. Kenapa dia bisa sebodoh itu.


"Karena gadis ya?" tebak Jack sambil duduk dipinggiran mejanya.


"Dari mana kamu tahu?" tanya Mark kaget.


"Ahahha, finally Mark jatuh cinta. Mark jatuh cinta uye uye uye.. " ujar Jack sambil menari-nari di sampingnya. "Siapa gadis yang beruntung itu?" tanyanya.


Mark kembali menundukkan kepalanya. Dan ini membuat Jack menjadi bingung. Mark tidak menjawab pertanyaannya, tidak menjelaskan apa yang terjadi. Membuat Jack sangat penasaran dengan apa yang terjadi, namun melihat dari gelagat Mark pasti  terjadi hal yang sangat buruk.


"Hei Mark, gadis ini menolak mu?" tanya Jack.


Mark hanya menggeleng.


"Lalu? Kenapa kamu sedih begitu?"


Mark memandang Jack. "Gimana dia mau menolak ku kalau dia saja tidak mengenal ku." ujarnya.


"Apa maksud mu?" tanya Jack masih bingung.


"Pagi ini aku melihat seorang gadis di stasiun Jack. Dia berdiri di samping ku dan memandangi ku saat aku menyenandungkan lagu yang sedang aku dengar, lalu saat aku melihat ke arahnya dia tersenyum pada ku..." Jelas Mark sambil tersenyum memikirkan senyuman gadis itu lagi.


"Lalu?" tanya Jack.


"Lalu dia hilang naik kereta, aku tidak sempat berkenalan dengannya atau berbicara dengannya. Dengan bodohnya aku hanya dapat memandanginya tanpa melakukan apapun." keluh Mark.


Plak..


"Ouch Jack, sakit." Seru Mark sambil memegang kepalanya yang dipukul oleh Jack. "Kenapa kamu memukul kepala ku?"


"Sorry, aku tidak dapat menahannya ." ujar Jack sambil tersenyum. "Aku paham kenapa kamu bersikap seperti itu, baru kali ini aku melihat mu seperti karena seorang gadis, tapi masa kamu menyerah."


"Apa maksud mu Jack?" tanya Mark kali ini.


"Bro, kamu dapat kembali ke stasiun untuk mencarinya lagi. Pasti dia selalu naik kereta yang sama kan?" tanya jack.


"Entahlah, baru kali ini aku melihatnya. Sebelumnya aku tidak pernah memperhatikannya."


"Yeah right, aku lupa kalau kamu tidak pernah memperhatikan sekitar mu."


Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.


 "Bagaimana dengan pakaiannya? Atau barang yang dia bawa?" tanya Jack tiba-tiba. Mark memandang Jack dengan bingung. "I mean, pasti ada clue dari apa yang dia pakai atau bawa kan? Coba kamu ingat dan gambar. Ingatan mu kan bagus." Tambahnya.


Mark tersenyum cerah, mengangguk dan segera mengambil pensilya , dia kembali mengingat gadis yang tadi dia lihat di stasiun. Gadis itu berambut pendek dan mengenakan topi mangkok cokelat muda, matnya berwarna cokelat tua , ada tahi lalat di dekat bibirnya, dia juga memiliki tiga tidnik telinganya, saat tersenyum ada lesung pipi yang muncul,  tinggi gadis itu kira-kira sepundaknya, dia menggunakan jaket biru dongker, celana cargo hitam dan converse kuning. Dia juga membawa ransel kuning dengan gantungan dream catcher merah dan beberapa pin dengan gambar. Mark berhenti mengingat.
"Pin pin.." tiba-tiba Mark berteriak sambil tersenyum lebar melihat ke arah Jack.


"Apa? apa? Pin apa?" tanya Jack yang kaget dan bingung.


"Ada pin di tasnya Jack, tapi aku tidak tahu itu apa, gamabar atau logo berwarna hijau." jelas Mark.


"Coba kamu gambar Mark. Mungkin aku tahu atau kita dapat mencarinya."


Mark kembali fokus untuk mengingat gambar yang ada di pin itu. Baru kali ini dia sangat bersyukur dengan bakatnya yang dapat mengingat sesuatu dengan baik. Biasanya dia tidak terlalu mensyukuri bakat yang dia miliki karena dia susah melupakan apa yang dia perhatikan atau ingat dan itu membuatnya sanagat lelah.


Mark menggambar mahkota dengan beberapa bulatan disetiap ujungnya, mahkota itu berwarna hijau, di tengah mahkota ada angka 21 dan dibawahnya ada tulisan since 2014.


Mark memberikan kertas hasil gambarnya pada Jack. "Kamu mengetahui logo ini Jack?" tanya Mark dengan penuh harap.


"Damn Mark, aku tahu logo ini man." Seru Jack sambil tertawa. Untung Mark dan Jack memliki ruangan sendiri, jika tidak pasti para karyawan yang lain sudah melihat mereka dengan bingung.


"Serius Jack? Kamu tahu?" Tanya Mark.


"Yup, oh Man u hoooo what a small world." Jack tidak dapat menahan semangatnya.


"Apa? apa? itu logo apa?"


"Ini logo penerbitan Mark."


"Penerbitan?"


"Yup, GOTMOO perusahaan yang bergerak dalam penerbitan cerita fiksi, non fiksi dan komik Mark. Perusahaan ini dibangun sejak tahun 2014. " Jelas Jack.


"Kok kamu bisa tahu?" tanya Mark.


"Kita bekerja sama dengannya Mark."


"Apa?" tanya Mark tak dapat mempercayai apa yang dikatakan Jack.


"Iya, kita sudah bekerja dengan perusahaan penerbitan ini kurang lebih dua tahun. Kamu si hanya sibuk mengerjakan proyek saja tanpa tahu apa yang terjadi di sekitar mu."


Mark tidak merasa tersindir dengan ucapan Jack, dia terlalu senang dapat menemukan gadis misteriusnya. Diat tersenyum sendiri seperti orang bodoh.

"Ya, kamu sudah gila karena seorang gadis." Tambah Jack sambil menggelengkan kepalanya meliihat Mark senyam senyum sendiri


"Sorry Jack, can help it." Jawab Mark. "I think she is  the only one."


"Yeah right bro."


"I mean it, she is one in a million."


"Ok, Ok I got it. I got it bro. Kau membuat ku merinding." Ujar Jack sambil bergidik melihat Mark. Dan Mark hanya dapat tertawa melihat ekspresi sahabatnya. "Oh aku baru ingat. Besok aku akan rapat dengan Wee. "


"Wee? Sahabat mu?  " tanya Mark bingung.


"Iya, oh kamu masih ingat? ingatan kamu memang hebat."


"Gimana aku tidak ingat, kamu selalu menjodohkan aku dengannya."


"YA karena aku yakin kalian akan cocok."


"Berapa kali aku bilang aku tidak tertarik Jack." Ujar Mark.


"Ya, ya. Aku tahu. Besok aku akan pertemukan kalian. Wee bekerja di GOTMOO juga."


Mark memutar bola matanya,"Jack, kamu tidak dengar? Atau sudah lupa? Aku tidak tertarik Jack."


"Ugh, ternyata kamu lebih bodoh dari pada aku, maksud ku memang dulu aku mau menjodohkan mu dengannya, namun karena kamu sudah punya gadis impian ya tidak jadi. Lagian maksud aku kita bisa bertanya pada Wee tentang gadis impian mu. Siapa tahu dia mengenalnya" jelas Jack panjang lebar.


Mark mencerna apa yang diucapkan oleh Jack, seketika dia tersenyum lebar."Aah, thank you Jack. You are the best." Ujar Mark.


Jack hanya dapat tertawa lagi melihat sahabatanya. Setidaknya dia bersyukur sahabatnya mulai membuka dirinya pada orang lain. Malah lebih hebatnya langsung jatuh cinta.


##


GOTMOO


"Hei Wee. Komikus mu sudah memberikan draft bulan ini?" tanya Yas.


"Sudah bos, saya sudah mendapatkan draftnya, mungkin minggu depan akan selesai semua." Jelas Wee.


"Ok. Lalu bagaimana dengan iklan yang kita inginkan?"


"Besok akan saya bahas. Besok saya ada rapat dengan BIGONE."


"Ok kalau gitu, kamu bisa kembali ke meja mu."


"Ok pak bos."


Wee keluar dari ruangan bosnya dan kembali ke kursinya. Dia menjatuhkan dirinya di kursi. Baru satu menit dia duduk tiba-tiba hpnya berbunyi tanda panggilan masuk. Ternyata Jack yang menelfonnya.


"Hai Jack, ada masalah?"


"Hai Wee, oh gak gak. Aku hanya ingin memastikan kamu besok jadi ke kantor ku apa gak?"


"Woah woah. Tumben kamu nanya ke aku sehari sebelumnya. Biasanya kamu malah ingin aku datang telat ke kantor mu." jawab Wee. Namun sebelum Jack dapat menjawab Wee menambahkan. "Ah, kalau mau menjodohkan aku lagi dengan sahabat mu please gak usah. Aku sedang sibuk dengan persiapan Jack tidak ada waktu."


Jack tertawa mendengar perkataan Wee. "Slow girl bukan-bukan. Tapi tunggu, apa maksud mu dengan persiapan?" Tanya Jack.


"Pernikahan Jack, aku sudah bilang pada mu."


"Benarkah? Kenapa aku tidak ingat kalau kamu sudah cerita pada ku?"


"Karena kamu orang paling pelupa yang aku kenal?" tanya Wee menyindir.


Jack tertawa mendengar ucapan Wee disebrang sana."Sial kamu, Oh, Wee. Papa datang. Kita lanjut besok ok?" ujar Jack yang melihat papanya berjalan ke arahnya.


"Ah, om Wira datang? Salam buat om ya. Ok, see u tom." Jawab Wee lalu menutup telfonnya.


Wee hanya dapat menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Jack. Kalau diingat memang Jack dan Wee sudah seperti saudara. Kedua ayah mereka sudah bersahabat, lalu persahabatan itu berlanjut pada anak-anaknya, apalagi Jack dan Wee karena seumuran. Mereka bersekolah di sekolah yang sama sampai SMA, namun Jack memutuskan kuliah di luar negeri dan Wee mengambil kuliah di Indonesia. Walaupun begitu persahabatan mereka tetap terjalin sampai sekarang.


Malamnya


Mark berjalan santai keluar dari kereta, moodnya sedang baik karena besok dia dapat mengetahui siapa gadis impiannya. Sebelum keluar dari stasiun dia mampir ke swalayan untuk membeli makan malamnya. Dia berjalan di rak yang berisi berbagai makanan cepat saji. Dia mengambil dua sandwich dan satu onigiri. Lalu dia menuju ke arah minuman untuk membeli susu, yakult dan kopi. Karena asyik memilih dia tidak sadar kalau dia menutupi jalan seseorang, Mark sadar saat mendengar suara.


"Permisi." Ujar suara seorang gadis.


Mark menengok ke arah gadis itu dan ingin mengucapkan maaf. Namun saat dia sadar siapa gadis yang ada di sampingnya, suaranya tidak keluar dan kakinya tidak bisa bergerak untuk menyingkir. Gadis yang ada di depannya adalah gadis yang tadi pagi dia lihat di stasiun. Apakah ini pertanda kalau mereka berjodoh? Pikir Mark dalam hati. Saat Mark masih sibuk dengan pikirannya gadis itu berbicara lagi.


"Permisi, aku mau ambil kopi yang ada di depan mu." ujarnya lagi.


Mark tersadar dan menyingkir sedikit, wajahnya memerah karena malu dengan kebodohannya. "Silahkan, maaf aku lama memilihnya." Ujarnya.


"Tak masalah, aku paham karena aku selalu seperti itu." ujar gadis itu sambil tersenyum sambil mengambil kopi yang ingin dia beli dan Mark melihat lesung pipi itu lagi.


"Tunggu," seru Mark saat gadis itu akan pegi dengan kopi yang tadi dia ambil.


"Iya?" tanyanya bingung.


"Mmm, mungkin ini aneh. Tadi pagi aku melihat mu di stasiun." Ujar Mark.


"Ah, iya benar. kamu yang tadi pagi nyanyi kan?" tanya gadis itu.


Mark mengangguk dengan semangat. "Iya benar," jawab Mark.  "Ternyata kamu ingat"." bisik Mark senang namun sepertinya gadis itu  dapat mendengar perkataan Mark.


"Ah, sebenarnya aku sudah beberapa kali melihat mu di stasiun, kamu selalu mendengarkan lagu dengan headset mu dan terbenam dalam dunia mu sendiri."


"Iya, hehehe.." ujar Mark sambil mengusap belakang lehernya karena malu. "Oh ngomong-ngomong nama ku Mark." Ujar Mark lagi sambil mengulurkan tangannya untuk salaman.


"Wina." Jawab Wina  menyalami Mark balik sambil tersenyum manis.


"Kamu beli makan malam?" tanya Mark sambil menunjuk belanjaan yang dibawa Wina. Seperti Mark, Wina membeli beberapa onigiri dan sandwich.


"Iya, praktis dan cepat."


"Bagaimana kalau kita makan malam bersama?"  tanya Matk. "Ah tapi kalau kamu sudah ada janji tidak apa tidak usah." Tambahnya.


Wina melihat Mark dan tersenyum. "Boleh aku juga tidak ada teman makan. Lagipula tidak ada salahnya menambah teman."


Mark tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. "Ok, yuk."


Namun Wina tidak bergerak dan melihat Mark dengan tatapan menyelidik. "Tapi kamu bukan orang jahat kan? Kamu terlihat terlalu senang."


Mark tertawa mendengar perkataannya. "Tenang aku bukan orang jahat, ah mood ku membaik karena tidak perlu makan malam sendiri." Jelasnya.


Mereka memutuskan untuk makan malam bersama di MCD yang tak jauh dari situ. Benar kata pepatah, keberuntungan juga harus diikuti oleh keberanian. Hari ini adalah hari keberuntungan Mark dan hari dimana dia berani keluar dari zona nyamannya. Tidak pernah dalam hidupnya dia merasa seberani dan seberuntung hari ini.


"Jadi, dimana kamu bekerja?" tanya Mark setelah mereka duduk dan menikmati makan malam mereka.


"Kenapa kamu pikir aku sudah bekerja? Bukan kuliah?" tanya Wina.


"Bukannya kamu sudah kerja?" tanya Mark lagi. Mark bingung kenapa Wina berbohong padanya. Apa Jack salah? Pikirnya dalam hati.


"Kenapa kamu yakin sekali?"
"Am mmmm,"Mark tidak tahu harus menjawab apa, dia tidak mungkin bilang kalau dia sudah tahu tentang dimana Wina bekerja kan. Tiba-tiba dia mendengar tawa gadis yang duduk di depannya, Mark melihat Wina dengan bingung.


"Kamu harus melihat raut wajah mu, epic." Ujarnya disela tawa. "Ok, sorry, aku bercanda. Kamu benar aku sudah bekerja. " tambahnya.


Mark tersenyum, baru kali ini dia melihat Wina tertawa seperti itu dan membuat lesung pipinya semakin terlihat. Mark yakin bisa setiap hari memandang Wina yang sedang tersenyum atau tertawa dengan lesung pipinya tanpa merasa bosan.


"Kenapa kamu senyam senyum seperti itu?" tanya Wina lagi.


"Ah tidak, so, kamu bekerja dimana?"


"Ah, aku bekerja di GOTMOO salah satu penerbitan. Bagaimana dengan mu?"
Ternyata Jack benar, batin Mark. "Oh, kamu dari GOTMOO! Perusahaan ku bekerja sama dengan perusahaan mu." ujar Mark dengan intonasi kaget.


"Benarkah? Kamu kerja dimana? Banyak perusahaan yang bekerja sama dengan kami."


"Aku dari BIGONE. "
"Oh ya? Wow dunia memang sempit ya," ujar Wina sambil menggigit burgernya. "Oh tunggu. Kamu kenal dengan Jack dong?" tanya Wina lagi.


"Oh, kamu kenal dengan Jack?" kali ini Mark tidak perlu berpura-pura kaget. Dia tidak menyangka kalau Jack ternyata mengenal gadis impiannya.


Sebelum Wina menjawab pertanyaan Mark, hp Wina yang diatas meja berbunyi, tanda ada panggilan masuk. Wina melihat siapa yang menelfon dan segera menjawabnya. Dia memberi tanda pada Mark untuk menerima telfon dan pergi keluar dari MCD.


Mark melihat Wina dari balik kaca dan tersenyum sendiri. Dia masih tidak percaya dengan keberuntungannya dan dia tidak sabar untuk menceritakan hal ini pada Jack. Saat Mark masih sibuk dengan pikirannya, Wina sudah kembali ke meja dan mengambil barang-barangnya.


"Ada masalah?" tanya Mark saat melihat Wina kembali ke meja dan mulai mengambil barang-barangnya


"Mark, maaf aku harus segera pergi. Aku ada keadaan mendesak. Tapi senang berkenalan dengan mu, terima kasih makan malamnya dan sampai ketemu lagi." ujar Wina sambil tersenyum lalu dia pergi.


"Ok..." jawab Mark sambil melihat Wina pergi. Dia kembali duduk dan tersenyum sendiri seperti orang bodoh. Lalu senyumnya menghilang karena dia baru sadar akan sesuatu. Dia lupa menanyakan nomer hp Wina. Dia menunduk lemas, kenapa aku bisa sebodoh ini, batin Mark dalam hati. Tapi tunggu aku besok aku tinggal menanyakannya pada Jack, Wina bilang dia mengenal Jack. Mark kembali tersenyum dan menikmati sisa burgernya.

Pagi besoknya


Pagi ini Mark bersiap-siap pergi bekerja dengan semangat, dia sudah bangun bahkan sebelum alarm hpnya berbunyi, dia mandi sambil bersenandung, sarapan sambil bersenandung, bahkan senyum tidak pernah hilang dari wajahnya. Langkah kakinya pun terasa ringan.


"Hei Mark. Kamu terlihat sangat bahagia hari ini." uajr penjaga apartemen di mana Mark tinggal.


Mark memberikan senyum terbaiknya dan mengangguk. "Iya, hari ini hari yang cerah bukan?." tanya Mark sambil memandang langit yang biru cerah dan matahari.


"Betul hari ini cuacanya sangat cerah, selamat bekerja. Hati-hati di jalan."


"Bapak juga, selamat bekerja."


Mark kembali berjalan ke arah stasiun dengan langkah ringan. Dia membeli tiket seperti biasa dan menunggu kereta di peron yang selama tujuh tahun ini dia datangi. Perbedannya hanya kali ini dia datang lebih pagi dan dia tidak sibuk dengan pikirannya, matanya mencari ke segala arah, dia mencari Wina. Mungkin pagi ini dia beruntung bertemu dengan gadis itu seperti tadi malam.


Mark menunggu selama tiga puluh menit sudah dua kereta yang dia lewati, namun sosok yang dicarinya tidak terlihat. Mungkin memang pagi ini dia tidak seberuntung tadi malam. Tapi tidak masalah dia bisa bertanya pada Jack nanti di kantor.


##


"Morning Mark." Sapa Jack saat melihat Mark berdiri di depan pintu ruangannya.


"Morning Jack." Jawab Mark sambil tersenyum cerah dan berjalan ke arah Jack.


"Ok, kamu membuat ku takut. Kenapa kamu senyam senyum seperti itu?" tanya Jack.


"Oh, karena aku sudah tahu siapa gadis impian ku." ujar Mark sambil menaruh tas di meja Jack.


"Serius Mark?" tanya Jack tak percaya,Jack berdiri dan menyalaminya. "Well done bro." Tambahnya.


"Yup. Dan.." omongan Mark terpotong oleh ketukan di pintu.


Jack dan Mark menengok ke arah pintu. "Masuk." jawab Jack.


"Pak Jack, nanti anda akan ada rapat dengan GOTMOO jam delapan." Ujar sekertarisnya.


Jack melihat jam tangannya, sudah jam delapan kurang. "Iya, apakah semuanya sudah siap?" tanya Jack pada sekertarisnya


"Sudah pak, ruang rapat, bahan-bahan rapat dan beberapa cemilan sudah siap semua." Jelasnya.
"Ok, kabari saya nanti jika mereka sudah datang. Kamu boleh pergi, terima kasih."
Setelah sekertaris itu pergi, Jack menengok balik ke arah Mark. "Ok, jadi siapa dia?"


"Kamu mengenalnya Jack, " ujar Mark sambil tersenyum. "Namanya Wina." Tambah Mark.


Jack memandang Mark dengan tatapan tak percaya,"Wina? Wina editor yang bekerja di GOTMOO?" tanya Jack.


"Mmhh, aku kurang tahu dengan jabatannya, tapi kamu benar kalau dia bekerja di sana." Ucap Mark kurang yakin. Banyak gadis yang memiliki nama Wina.


Jack mengambil hpnya dan membuka folder foto, dia mencari untuk beberapa waktu,"Kenapa aku tidak memiliki fotonya." keluhnya masih sambil memerikasa foto-foto yang ada di foldernya. Setelah dia menemukan apa yang dia cari, dia menunjukkannya pada Mark. "Ini Wina yang kamu maksud?" tanya Jack.


Mark menerima hp Jack dan melihat foto Jack dengan tiga orang lain saling merangkul. Mark mengenali adik perempuan Jack, namun pria dan gadis satunya dia tidak kenal. Namun saat Mark memperhatikan gadis satunya lagi dia tersenyum. "Yup, dia Wina tapi di sini dia terlihat lebih muda."


"Damn man, jadi gadis yang kamu suka Wee." tanya Jack masih tak percaya.


"Apa maksud mu Jack?" tanya Mark bingung.


"Yeah, Wee yang ingin ku kenalkan pada mu adalah Wina gadis impian mu."


"Benarkah? Jadi Wee yang ingin kamu kenalkan pada ku adalah Wina?" kali ini Mark yang tidak percaya. Berarti kami benar-benar berjodoh, batin Mark.


"Yeah,"


"Tapi kenapa kamu tidak senang? Bukannya bagus? Hari ini kamu ada rapat dengannya kan?" ujar Mark bingung melihat ekspresi Jack. Jack terlihat tidak senang.


"Yah jika ini terjadi dulu mungkin aku akan bergembira dengan mu..." Jack berhenti bicara. Jack menatap Mark lalu menunduk. "Dia akan menikah man." Tambahnya.


 "Jangan bercanda Jack ini tidak lucu. Sampai kemarin saja kamu masih ingin menjodohkan ku dengannya."


"Sepertinya aku lupa kalau dia sedang mempersiapkan pernikahannya. Kemarin dia mengingatkan aku lagi." ujar Jack sambil menatap Mark.


Mark terdiam, jadi dia telat? Wina akan menikah? Kenapa disaat dia menemukan seseorang,  disaat dia menyukai seseorang, disaat dia membuka dirinya, malah wkatu yang dia tidak punya? Seandainya dari dulu dia mau dipertemukan oleh Wina, pasti tidak akan seperti ini. kenapa dulu dia keras kepala? Kenapa dia tidak mendengar omongan Jack?.


Jack hanya dapat menatap Mark yang duduk terdiam di depannya. "Sorry man." Ujarnya pelan sambil menepuk pundak Mark.


##


Mark memutuskan kembali ke ruangannya. Jack mengajaknya untuk bertemu dengan Wina, namun untuk sekarang Mark tidak bisa, dia harus menata hatinya dulu. Mungkin nanti dia akan bisa tapi tidak sekarang. Dia menjatuhkan diri di sofa dan menutup matanya.


Mark tidak sadar berapa lama dia di posisi itu, dia terbangun karena ada seseorang yang membuka pintu ruangannya dengan keras. Dia membuka mata dan melihat siapa yang menganggunya.
"Sudah selesai rapat Jack? Kenapa kamu ngos-ngosan seperti habis berlari?" tanya Mark bingung.


Jack membungkuk mengatur nafasnya. "Aku ... aku memang berlari ke sini." ujar Jack tersendat. Dia berjalan ke arah Mark dan menjatuhkan diri di sofa tepat di samping Mark.


"Kenapa kamu berlari?" tanya Mark sambil memberikan botol minuman yang ada di atas meja.


Jack mengucapkan terima kasih dan menerimanya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya memegang sesuatu. Dia masih mengatur nafasnya. Setelah agak tenang Jack duduk menghadap Mark dan menunduk merasa bersalah. "Mark, sorry aku terlalu bodoh." Ujarnya.


"Apa maksud mu?" tanya Mark bingung. "Kamu tidak dapat kesepakatannya? Tidak masalah, aku juga sedang tidak mood untuk bekerja." Tambahnya.


Kali ini giliran Jack memandang Mark dengan bingung. "Kesepakatan? Kesepakatan apa?"


"Kesepakatan dengan Wi ... maksud ku GOTMOO."  Ujar Mark. Untuk menyebutkan namanya saja membuat hatinya sedih.


"Itu yang kamu pikirkan? Pekerjaan?" tanya Jack tak percaya.


"Apa lagi?"


"Bukan, bukan itu."


"Lalu apa lagi yang membuat mu merasa bersalah seperti ini?"


"Ini tentang Wee Mark."ujar Jack.


"Kalau ini tentang dia, tidak usah merasa bersalah Jack. Aku tidak dapat melakukakn apapun lagi. Aku sudah telat. Kamu tidak usah merasa bersalah, aku yang bodoh dan keras kepala." potong Mark sambil menunduk.


Plak.


"Jack, bisa gak kamu menghilangkan kebiasaan kamu memukul kepala ku." ujar Mark. "Sakit, kamu memukulku dengan apa?" tanyanya.


Tanpa menjawab pertanyaan Mark,  Jack menyerahkan benda yang dari tadi dia pegang ke Mark.

##


Tiga puluh menit yang lalu di ruang rapat.


 "Hai Wee, sorry kamu lama menunggu." Sapa Jack setelah sampai di ruang rapat.


"Santai Jack, aku juga baru datang." Ujar Wee.


Mereka membicarakan proyek yang akan mereka kerjakan bersama. Setelah lebih dari dua puluh menit rapat mereka selesai. Wina mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah undangan.


"Jack ini buat kamu. Yang buat Om dan tante akan aku antarkan nanti ke rumah." Ujar Wee sambil menyerahkan undangn tersebut.


Jack menerimanya dengan berat. Baru kali ini dia tidak senang dengan pernikahan seseorang, apalagi ini pernikahan sahabatnya sendiri. Dia merasa bersalah pada Wina tapi dia juga memikirkan Mark.


"Oh ada pesan dari Herry, katanya dia meminta kado yang mahal dari mu." ujar Wee sambil tertawa.


"Herry? Kenapa aku harus memberikan kado padanya? Memang dia ulang tahun?" tanya Jack bingung.


Wee memandang Jack seakan-akan yang diucapkan Jack tidak masuk akal. "Jack, kamu make obat ya?" tanya Wee.


"Make? Maksud mu narkoba?" tanya Jack tak percaya. "Gak lah, aku gak akan pernah pakai narkoba." Tambahnya.


 "Habis apa yang kamu ucapkan tidak masuk akal."


"Hei kamu yang tidak masuk akal. Kamu menyuruh ku membelikan hadiah untuk Herry, jadi aku tanya kapan dia ulang tahun. Kamu tahu aku sangat pelupa." Ujar Jack sedikit sensi.


"Ah, ternyata kamu masih saja telmi ya. Siapa bilang kamu memberikan kado ke Herry untuk ulang tahunnya?"


"Lalu?"


"Dua minggu lagi dia menikah, dan dia meminta hadiah mahal dari mu."


Mata Jack berkedip beberapa kali. "Kamu sama Herry akan menikah bersamaan?" tanya Jack.


Wee yang sedang memasukkan barang-barangnya menghentikan gerakannya. "Aku menikah bareng dengan Herry? Kamu beneran teler ya?" tanyanya tak percaya.


"Bukannya kamu juga sibuk dengan persiapan?" tanya Jack lagi.


"Jack, aku membantu Hani melakukan persiapan pernikahnnya dengan Herry. Herry sedang sibuk, jadi aku menggantikannya. Mana mungkin aku membiarkan calon adik ipar ku mengurus segalanya sendiri." Jelas Wee sambil geleng-geleng kepala melihat Jack.


Jack mencerna semua yang dibicarakan Wee dengan baik. Lalu dia membuka undangan yang diberikan Wee tadi. Nama yang tertulis di calon pengantin memang nama Herry dan Hani. Jack menepuk jidatnya. Karena kebodohan dan sifat lupanya dia membuat Mark salah paham. Jack tersentak saat ingat dengan Mark. Dia harus segera memberi tahu Mark. Tapi dia tidak dapat membiarkan Wee pergi.


"Wee, kamu tunggu di sini sebentar. Please jangan kemana-mana." Pinta Jack. "Kamu harus bertemu dengan seseorang."


"Jack, sudah aku bilang kalau kamu mau memperkenalkan aku dengan sahabat mu lagi, aku tidak mau. Aku sudah punya seseorang."


 "Kamu sudah punya seseorang?" tanya Jack.


"Yup walaupun aku baru mengenalnya, hei kamu juga mengenalnya kok. Dia bekerja di sini."


"Siapa?"


End of flasc back.


"Jadi?" tanya Mark sambil melihat ke arah Jack.


"Yup, maaf karena aku pelupa dan bodoh kamu jadi salah paham." Ujar Jack sambil menunduk. Jack tidak berani melihat ke arah Mark. "Yang menikah ternyata Herry adiknya Wee." tambahnya.


"Lalu Wina ada di mana sekarang?" tanya Mark sambil berdiri.


"Aku menyuruhnya menunggu di ruang rapat." Jawab Jack ikut berdiri melihat Mark berdiri.


Mendengar jawaban Jack, Mark langsung memeluk Jack dan tersenyum cerah. "Thanks bro." Tanpa menunggu jawaban Jack, Mark segera berlari keluar dari ruangannya.


Jack tersenyum sendiri. "Good luck bro." Bisiknya.


##


Wina masih duduk di dalam ruang rapat, sudah sepuluh menit semenjak Jack pergi. Awalnya Wina menolak, tapi Jack terlihat sangat bertekad dan memaksa agar dia menunggu. Apa yang di lakukan Jack, kenapa dia tidak balik-balik? Tanya Wina dalam hati. Dia menghela nafas dan memutuskan untuk ke ruangan Jack saja, karena si bodoh itu main pergi dan juga meninggalkan hpnya di sini.


Saat Wina berdiri, pintu masuk ruang rapat terbuka.  Wina terbalak melihat siapa yang membuka pintu.


"Mark?" tanya Wina tak percaya, dia pikir Jack yang datang.


"Hei." Ujar Mark dengan tenang sambil berjalan ke arah Wina. Mark sudah mengatur nafasnya yang tersengal karena lari tadi sebelum masuk ke dalam ruang rapat.


"Hei, kenapa kamu ada di sini?" tanya Wina. Apa Jack bilang ke Mark kalau aku menyukainya? Tanya wina dalam hati. Sampai iya akan ku bunuh Jack.


"Untuk mengajak mu makan malam lagi." ujar Mark sambil tersenyum cerah berdiri di depan Wina dan menggengam tangannya.


Wina  melihat ke arah tangan Mark yang menggenggam tangannya lalu menatap mata Mark. Akhirnya WIna tersenyum dan mengangguk. "Ok, tapi aku tidak mau MCD lagi." ujarnya.


Mark mengangguk antusias, lalu mereka berdua tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun