Mohon tunggu...
Audry pinkan
Audry pinkan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis baru

Pengajar yang menikmati membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

One in a Million (One Shot)

15 Juni 2021   23:03 Diperbarui: 15 Juni 2021   23:03 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Wee hanya dapat menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Jack. Kalau diingat memang Jack dan Wee sudah seperti saudara. Kedua ayah mereka sudah bersahabat, lalu persahabatan itu berlanjut pada anak-anaknya, apalagi Jack dan Wee karena seumuran. Mereka bersekolah di sekolah yang sama sampai SMA, namun Jack memutuskan kuliah di luar negeri dan Wee mengambil kuliah di Indonesia. Walaupun begitu persahabatan mereka tetap terjalin sampai sekarang.


Malamnya


Mark berjalan santai keluar dari kereta, moodnya sedang baik karena besok dia dapat mengetahui siapa gadis impiannya. Sebelum keluar dari stasiun dia mampir ke swalayan untuk membeli makan malamnya. Dia berjalan di rak yang berisi berbagai makanan cepat saji. Dia mengambil dua sandwich dan satu onigiri. Lalu dia menuju ke arah minuman untuk membeli susu, yakult dan kopi. Karena asyik memilih dia tidak sadar kalau dia menutupi jalan seseorang, Mark sadar saat mendengar suara.


"Permisi." Ujar suara seorang gadis.


Mark menengok ke arah gadis itu dan ingin mengucapkan maaf. Namun saat dia sadar siapa gadis yang ada di sampingnya, suaranya tidak keluar dan kakinya tidak bisa bergerak untuk menyingkir. Gadis yang ada di depannya adalah gadis yang tadi pagi dia lihat di stasiun. Apakah ini pertanda kalau mereka berjodoh? Pikir Mark dalam hati. Saat Mark masih sibuk dengan pikirannya gadis itu berbicara lagi.


"Permisi, aku mau ambil kopi yang ada di depan mu." ujarnya lagi.


Mark tersadar dan menyingkir sedikit, wajahnya memerah karena malu dengan kebodohannya. "Silahkan, maaf aku lama memilihnya." Ujarnya.


"Tak masalah, aku paham karena aku selalu seperti itu." ujar gadis itu sambil tersenyum sambil mengambil kopi yang ingin dia beli dan Mark melihat lesung pipi itu lagi.


"Tunggu," seru Mark saat gadis itu akan pegi dengan kopi yang tadi dia ambil.


"Iya?" tanyanya bingung.


"Mmm, mungkin ini aneh. Tadi pagi aku melihat mu di stasiun." Ujar Mark.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun