Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Filosofi Cinta

9 Agustus 2021   14:16 Diperbarui: 9 Agustus 2021   15:29 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Whatss? malem nih, apa ga digeser ke sore aja?”

“Kenapa ... takut? biasa balik malem ke kosan juga masa takut.”

“Pikirin juga yang lain, emang anggota HIMA aku aja. Kan banyak, apalagi ceweknya pasti cuma segelintir orang yang dateng.”

“Pokoknya nanti malem rapat, mau pada hadir atau enggak terserahlah. Soalnya cowok kebanyakan bisanya cuma malem. Diumumin rapat sore juga tetep aja mulainya malem.”

“Budaya Patriarki sih.”

“Apa?”

“Enggak ada apa-apa, ke Perpus dulu ya, aku pinjem jaketnya ga apa-apa, kan? kita ketemu ditaman nanti malem,” kataku sambil berlari kearah Perpus.

“Katanya mau ke ruang HIMA, jangan lupa balik dulu ke kosan, ganti baju nanti aku jemput dikosan oke!” ucap Rio sambil teriak.

“Oke deh!” teriak aku yang terus menjauh darinya.

Oh iya, aku belum memperkenalkan temanku yang satu itu. Namanya Rio, dia temen sekelas sekaligus juga sahabat aku. Kita bisa dibilang sahabat karena kita sering banget ketemu diberbagai kegiatan, kita juga satu semester. Dan aku paling banyak ngobrol sama dia. Aku juga punya temen perempuan, tapi kita jarang ngobrol karena aku sibuk diberbagai kegiatan dan jarang ikut nimbrung buat nongkrong sesama perempuan. 

Aku lebih seneng berada di tempat-tempat yang ga berisik, selain mengganggu pendengaran, rasanya ga rileks kalo ditengah keramaian. Perpustakan adalah tempat yang aku pilih selain warung  bu Iis, dan ruang HIMA. Dan akupun tenggelam masuk kedalam kesunyian ku disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun