"Sangat," jawab Raka. "Bangku yang dulu penuh coretan nama, dan satu garis bertuliskan 'Suci dan yang tak disebut.'"
Suci tersenyum. "Sekarang kau menyebutnya."
Langkah mereka menyusuri trotoar, tidak cepat, tidak ragu---seperti dua tubuh memo yang tahu pertemuan ini bukan akhir, hanya jeda yang cukup untuk membiarkan rasa kembali berjalan.
----------
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI