Ia diam.
Tidak tergesa membuang atau menyimpan kembali.
Tangannya memegang batch itu seperti benda yang tidak ingin disentuh tapi juga tidak bisa diabaikan.
Termos tua masih menyimpan air hangat yang kehilangan panasnya.
Gilang menyeduh pelan, tidak mencari suhu ideal.
Aroma mulai naik, perlahan,
bukan seperti kopi yang ingin menjual rasa,
tapi seperti surat yang belum pernah dikirim.
Raka mendekat, duduk lebih dekat ke rak memo.
Ia tidak bicara.
Matanya mengikuti gerak uap air,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!