Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menggagas Nasionalisasi Pertanian

4 Agustus 2025   11:54 Diperbarui: 4 Agustus 2025   11:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

3. Konsolidasi Lahan melalui Sistem "Sewa-Negara" dan Koperasi Digital

Untuk mengatasi fragmentasi lahan yang mematikan efisiensi skala, negara perlu menciptakan skema "Sewa-Negara", di mana:

Petani kecil menyewakan lahannya secara sukarela ke BUMN atau koperasi berbasis teknologi (platform);

Petani tetap menerima kompensasi tetap, bonus dari hasil panen, dan kesempatan kerja;

Koperasi digital menggunakan data spasial, citra satelit, dan AI untuk mengelola rotasi tanaman, pemupukan presisi, dan estimasi hasil.

4. Redisain Insentif Fiskal dan Subsidi Pertanian

Subsidi pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (alsintan) harus diarahkan ulang agar:

Lebih tepat sasaran kepada kelompok tani dalam sistem kolektif BUMN/Koperasi;

Mendorong pertanian rendah emisi dan ramah lingkungan;

Memberi prioritas pada zona produksi strategis yang memiliki keunggulan agroklimat dan infrastruktur irigasi.

5. Pengendalian Impor Berbasis Proyeksi Real-time dan Risiko Nasional

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun