Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menggagas Nasionalisasi Pertanian

4 Agustus 2025   11:54 Diperbarui: 4 Agustus 2025   11:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dukungan konten film, serial, dan dokumenter yang memuliakan dunia tani.

Jika pertanian kembali menjadi bagian dari mimpi dan kebanggaan anak muda, maka keberlanjutan pangan nasional telah menemukan akarnya kembali.

Petani muda adalah penentu nasib bangsa. Tanpa mereka, nasionalisasi hanyalah wacana; dengan mereka, kita punya harapan. Maka, insentif bukan hanya alat, tetapi ungkapan niat. Dan rekrutmen bukan sekadar administrasi, tetapi revolusi generasi. Inilah saatnya negara menyalakan obor baru di ladang yang lama: penerus petani bukanlah warisan---tetapi pilihan.

D. Simulasi Potensi Dampak terhadap Produksi dan Kesejahteraan

Jika nasionalisasi pertanian Indonesia dijalankan secara sistematis dan terencana---dengan pengelolaan negara yang kuat, dukungan teknologi, serta regenerasi petani---maka kita memasuki sebuah wilayah imajinasi strategis: bagaimana dampaknya terhadap produksi pangan nasional dan kesejahteraan petani? Meski belum dijalankan sepenuhnya, kita dapat mengajukan simulasi berbasis indikator yang relevan.

1. Simulasi Dampak terhadap Produksi Nasional Beras

Asumsi dasar:

Luas lahan eksisting (2024) untuk padi: 7,4 juta hektare.

Rata-rata produktivitas nasional: 5,2 ton/ha.

Total produksi saat ini: 38 juta ton gabah kering giling.

Dengan nasionalisasi pertanian:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun