Namun ketika disesuaikan dengan inflasi (upah riil), terjadi penurunan daya beli yang konsisten sejak 2021, terutama karena harga bahan pangan melonjak lebih cepat daripada upah.
Dengan kondisi seperti ini, menjadi buruh tani bukanlah jalan untuk keluar dari kemiskinan, melainkan lingkaran setia pada pekerjaan yang sudah tidak menjanjikan harapan jangka panjang.
3. Menyusutnya Jumlah Petani: Krisis Regenerasi Agraria
BPS mencatat penurunan signifikan dalam jumlah rumah tangga petani:
Pada 2013, ada sekitar 26 juta rumah tangga petani.
Tahun 2023, jumlah itu menyusut menjadi 16,8 juta, turun hampir 10 juta dalam satu dekade.
Dan yang lebih mengkhawatirkan: sebagian besar petani kini berusia di atas 45 tahun, dengan sangat sedikit generasi muda yang ingin melanjutkan usaha tani.
Hal ini didorong oleh:
Ketidakpastian pendapatan
Minimnya akses terhadap lahan dan teknologi
Rendahnya citra sosial profesi petani