Bro, ini bukan warung biasa. Ini arena ilusi!
Tempat di mana makanan tidak hanya mengenyangkan...
tapi juga menyesatkan logika.
Makanya, mari kita bahas satu-satu.
Biar hidup kita gak cuma kenyang nasi,
tapi juga kenyang tawa, kejang logika, dan kadang... kesadaran.
Tapi klimaksnya baru terjadi waktu gue ke warung depan gang, lihat tulisan gede: "Sedia Es Teh Manis".
Langsung dong otak gue berfantasi:
"Ini pasti warungnya teteh manis, yang kalau nyajiin es teh sambil senyum, rambut diikat setengah, aroma parfumnya wangi-wangi vanilla cinta."
Gue masuk...
Yang keluar dari dapur: Teteh beralis horor, suara kayak mic masjid mendengung, dan tatapan yang bisa bikin tanaman layu.
Dan lo tau apa yang paling parah?
Es tehnya tawar.
Tawarnya itu bukan karena gulanya kurang. Tapi karena dia membawa luka batin.
Gue nyeruput sambil mikir,
"Yang manis di mana, Teh? Di mana???"
Makanya, saudara-saudara lapar sekalian...
Di zaman ini, jangan cuma waspada sama mantan yang suka bohong.
Waspadalah juga terhadap makanan yang namanya manis, tapi realitanya... lebih getir dari hidup anak kos akhir bulan.
2. Bubur Bayi: Kenapa yang Dibubur Bukan Bayinya?!
Mari kita mulai dengan logika dasar makanan.
Bubur kacang ijo: jelas, kacang ijo yang dibikin bubur.
Bubur ayam: ya... meskipun ayamnya nggak diblender sampe bubar jalan, minimal ayamnya ada, ditabur di atas nasi bubur. Masih nyambung lah.