Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kehendak sebagai Inti Kesadaran

14 April 2025   17:00 Diperbarui: 14 April 2025   14:54 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah matriks relasional untuk menunjukkan interdependensi keempat entitas utama:

Kehendak adalah elemen pertama yang menentukan ada tidaknya relasi sadar. Ia dapat ada secara murni, namun kualitasnya bergantung pada integrasi dengan atribut lain.

Kuasa tanpa ilmu menghasilkan tindakan destruktif. Kuasa tanpa cinta melahirkan dominasi. Kuasa yang diarahkan oleh kehendak yang baik dan terang oleh ilmu dan cinta menjadi alat transformasi sosial yang bermakna.

Ilmu tanpa kehendak tidak pernah aktual. Ia menjadi kumpulan data belaka. Tanpa cinta, ia bisa dipakai untuk manipulasi. Tanpa kuasa, ia mandul secara praktis.

Cinta adalah ekspresi akhir dari kehendak yang tercerahkan dan berdaya. Cinta tanpa ilmu mudah jatuh dalam sentimentalitas. Tanpa kehendak, cinta tidak menjadi tindakan. Tanpa kuasa, cinta tidak mampu menolong.

3.3 Distingsi antara Kesadaran Aktif dan Aktivitas Tidak Disadari

Salah satu aspek krusial dari kerangka ini adalah pembedaan antara kesadaran aktif (volisional-consciousness) dan aktivitas tidak disadari (non-volitional activity).

Kesadaran aktif terjadi ketika suatu aktivitas dilandasi oleh kehendak sadar, yang diproses melalui refleksi, nilai, atau tujuan. Contohnya: memilih memaafkan setelah pertimbangan, mengkritik sistem karena rasa keadilan, atau menulis puisi untuk menyembuhkan luka batin.

Aktivitas tidak disadari bisa terjadi secara otomatis, instingtif, atau dibentuk oleh pola bawah sadar. Ini mencakup respons-refleks, kebiasaan yang tidak lagi dipikirkan, atau tindakan yang dimotivasi oleh dorongan yang tidak dikenali. Tanpa keterlibatan kehendak, aktivitas ini tidak memiliki status etis atau eksistensial yang kuat.

Implikasinya, kesadaran sejati bukan hanya knowing (mengetahui), tapi willing (menghendaki). Aktivitas berpikir pun dapat tidak disadari jika tidak disertai intensi yang jelas. Maka, dalam kerangka ini, kesadaran dan kehendak bersatu secara struktural: kita tidak sungguh sadar kecuali kita sungguh menghendaki.

4. Analisis dan Sintesis Interdisipliner

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun