Kompleksitas Neurofisiologis: Model yang digunakan dalam penelitian ini menyederhanakan interaksi neuron dan respons akustik otak. Mekanisme neurofisiologis sebenarnya jauh lebih kompleks dan dapat dipengaruhi oleh faktor individual seperti perbedaan anatomi otak dan kondisi psikologis pendengar.
Variabilitas Subjektif: Respons neurofisiologis terhadap tilawah Al-Qur'an dapat berbeda-beda secara subjektif karena pengalaman spiritual, keterikatan emosional, dan preferensi budaya masing-masing individu.
Keterbatasan Model Matematis:
-
Transformasi Fourier tidak menangkap dinamika waktu-nyata secara akurat, sehingga pendekatan Wavelet Transform mungkin diperlukan untuk analisis spektral yang lebih dinamis.
Model Resonansi Helmholtz menyederhanakan struktur otak menjadi rongga akustik, sehingga diperlukan adaptasi lebih lanjut untuk mempertimbangkan kompleksitas jaringan otak.
Model Kuramoto mengasumsikan kopling linier antar neuron, padahal dalam kenyataannya, interaksi neuron bersifat nonlinier dan adaptif.
Keterbatasan Eksperimen:
Kontaminasi Sinyal EEG: Artefak pergerakan dan sinyal elektromiografi (EMG) dapat mempengaruhi akurasi pengukuran gelombang otak.
Kontrol Variabel Lingkungan: Suasana tempat eksperimen (misalnya tingkat kebisingan dan pencahayaan) perlu dikendalikan dengan ketat untuk memastikan bahwa efek neurofisiologis yang terukur benar-benar disebabkan oleh tilawah Al-Qur'an.
7.1.3. Perbandingan dengan Studi Sebelumnya