Nah makanan terakhir yang harus ada pada saat lebaran adalah kue kering. Saat awal-awal rumah tangga kami, kue kering biasanya dibuat sendiri, sehingga kami sibuk membuat beberapa macam kue beberapa hari menjelang hari H, karena tamu yang biasa hadir ke rumah banyak anak-anak sekolah, karena profesi kami adalah guru.
Seiring berjalannya waktu, ditambah usia dan kesibukan bertambah, serta zamannya internet, maka kami sekarang hanya membuat seadanya, dan sisanya kaminpesan secara daring, kuenya sudah datang dan tinggal menyajikan saja pada tamu.
Rasa bangga muncul ketika hidangan yang dibuat dengan penuh cinta disantap dan dipuji oleh sanak saudara. Tidak hanya itu, tradisi membagikan makanan kepada tetangga juga menambah kebahagiaan, karena berbagi adalah bagian dari semangat Idul Fitri.Â
Tantangan di Balik Kebahagiaan
Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Menyiapkan banyak hidangan dalam waktu singkat bisa sangat melelahkan. Mulai dari belanja bahan yang harganya sering melambung tinggi sebelum Lebaran, hingga proses memasak yang memakan waktu berjam-jam. Belum lagi jika ada kesalahan dalam mengolah makanan, seperti ketupat yang tidak matang sempurna atau kue kering yang gosong.Â
Selain itu, tekanan untuk menyajikan makanan terbaik kadang membuat stres, terutama bagi ibu-ibu yang ingin memastikan semua hidangan sempurna untuk tamu. Kelelahan fisik dan mental sering menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika harus mengurus banyak hal sekaligus, seperti membersihkan rumah dan menyambut keluarga yang pulang kampung.Â
Makanya untuk mengatasi tantangan dan meminimalisir rasa kecewa, isteri saya sekarang tidak memforsir tenaga untuk membuat kue lebaran, dia cukup ambil HP buka grup WA atau status orang yang dipercaya, pesan dan menyiapkan uang untuk membayar pada saat datang. Jadi prinsip pasar digital digunakan pada saat menjelang lebaran
Kesimpulan
Menyiapkan sajian Idul Fitri memang penuh suka dan duka. Di satu sisi, kebersamaan dan kebahagiaan keluarga membuat semua usaha terbayar. Di sisi lain, kelelahan dan tekanan dalam menyiapkan hidangan menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Namun, semua itu tidak mengurangi makna Idul Fitri sebagai hari yang penuh berkah dan kebahagiaan. Yang terpenting adalah niat ikhlas dan kebersamaan, karena makanan hanyalah pelengkap, sedangkan silaturahmi dan rasa syukur adalah inti dari perayaan ini.