Kesehatan dan keselamatan bersama lebih utama. Untunglah teknologi semakin canggih, hingga banyak cara untuk bisa silaturahmi dengan siapapun.
Takbir berkumandang dari berbagai penjuru kota. Agha membelokkan mobilnya ke masjid yang megah. Masih cukup ramai jamaah salat Maghrib.
Bergegas bersama istrinya memasuki pintu masjid sebelah kanan. Pandangan Agha terpaku pada sosok yang sangat ia kenal.
"Ada apa, Mas?" Tanya istrinya. Digamitnya tangan Agha yang masih tampak tertegun. Seakan tak percaya.
"Pak Sumirat. Lelaki yang sering aku ceritakan pada Mama"
Agha dan istrinya segera menuju ke lelaki yang duduk di kursi takmir. Menyendiri dan mengawasi dengan sigap setiap jamaah yang datang dan pergi.
"Maaf. Pak Sumirat?" Tanya Agha sambil mengulurkan jabat tangan.
"Lho!. Agha?"
"Ya, Pak. Perkenalkan ini istri saya"
Pak Sumirat mengangguk dan sedikit membungkuk. Istri Agha tersenyum dan mengangguk hormat.
"Pak Sumirat tidak jualan bakpao lagi?"