Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Pak Jenar yang Terhormat

5 Maret 2024   19:59 Diperbarui: 6 Maret 2024   21:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di antara pegunungan, hiduplah seorang kepala desa yang disegani bernama Pak Jenar. 

Dia dihormati oleh penduduk desa karena kebijaksanaan dan keadilan yang dia tunjukkan selama bertahun-tahun memimpin. Namun, di balik penampilan yang terhormat, tersimpan sebuah rahasia gelap yang merusak segala yang telah dia bangun.

Pak Jenar telah terjerat dalam jaring laba-laba korupsi. Dia mengatur proyek-proyek pembangunan desa dengan tujuan untuk mengisi kantongnya sendiri. 

Dana desa digunakan dengan tidak benar, proyek-proyek yang seharusnya bermanfaat bagi masyarakat malah menjadi sumber kekayaan pribadinya. Dia telah menipu, mencuri, dan menyembunyikan kebenaran di balik topengnya sebagai pemimpin yang baik.

Namun, setiap dosa pasti akan mendapat pembalasan, entah di dunia ini atau di akhirat. Suatu malam, ketika Pak Jenar sedang tidur nyenyak, dia bermimpi sebuah mimpi yang mengerikan. 

Dia melihat dirinya berdiri di depan kuburan yang gelap, dihadapkan pada sosok mengerikan yang memandangnya dengan mata tajam.

"Sudah kuduga kau akan datang ke sini, Pak Jenar," suara bergema dari dalam kuburan. "Kau telah mengecewakan masyarakatmu, kau telah melupakan tugas dan tanggung jawabmu sebagai pemimpin yang adil."

Pak Jenar terkejut. Dia merasa dingin ketakutan, namun tetap mencoba menyembunyikan ketakutannya di hadapan sosok itu. "Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?" tanyanya dengan gemetar.

"Aku adalah penjaga kuburan, penghuni gelap yang menyaksikan segala dosa dan kesalahan manusia," jawab sosok itu dengan suara yang menggema. "Kau telah menyia-nyiakan amanah yang diberikan kepadamu. Kini saatnya engkau menerima azabmu."

Mimpi itu terasa begitu nyata baginya. Dia merasa tubuhnya membeku ketakutan, namun dia tak bisa bergerak. Dia melihat sosok itu mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari dalam jubahnya. Gulungan itu tampak tua dan kusam, seolah-olah telah ada di sana sejak zaman dahulu kala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun