Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Merenda Rindu Gegara Mimpi

15 Agustus 2019   21:46 Diperbarui: 13 Maret 2020   19:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih sepi, Ayu belum kelihatan di labortaorium. Katanya tadi sudah berangkat duluan karena ada perlu di kampus jadi berangkat lebih pagi. Tapi mana dia. Tak nampak di ruangan ini. Baru ada beberapa teman yang datang. Seperti biasa, Dara lebih suka memilih sudut yang tersembunyi di pojok laboratorium. 

Asisten dosen baru itu belum datang rupanya. Sembari menunggu, diambilnya buku petunjuk praktikum Fisdas 2. Dibukanya perlahan dan mulai dibaca-baca perlahan. Lalu terbenamlah Dara dalam materi Praktikum Fisdas 2. Lupa sekeliling. Tanpa disadarinya, ada seseorang datang mendekatinya. 

"Dara.." sapa lembut pemilik suara itu yang tak dihiraukan Dara yang sedang berkerut-kerut keningnya nampak berpikir keras membaca berulang-ulang buku panduan praktikum Fisdas 2. Tanpa sadar dia bergumam " Kalau materinya begini, bisa tidak lulus lagi semester ini. Oh Noooo" reflek ditutupkan buku panduan itu ke wajahnya dengan sedih dan putus asa. Masih tak sadar ada seseorang yang berdiri di sampingnya mendengar semua gumaman pelan itu dan aksi menutup wajah dengan buku. 

Dara baru tersadar keberadaan orang itu ketika buku itu diambil dari tangannya. Sontak Dara terkejut, memalingkan wajahnya. Melihat ke arah orang yang berani mengambil buku yang menempel di wajahnya. Sambil berpikir itu pasti perbuatan Ayu. Karena hanya Ayu yang pasti berani melakukannya. 

" Ayu.. bikin kaget a....." terputus kalimatnya saat orang yang berdiri di hadapannya bukan Ayu. Tapi dia, sosok yang muncul di mimpinya beberapa waktu lalu. 

" Mas Ryan" ... suara Dara tercekat. Seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seseorang yang tiba-tiba terus menari-nari di angannya sejak hadirnya mimpi itu. Iya. Mendadak Dara terus merenda rindu pada kakak kelasnya waktu SMA dulu. Setelah satu semester berlalu, akhirnya bertemu juga di sini. Di ruangan ini, laboratorium Fisika. Jadi, benarkah asisten dosen yang baru itu ternyata mas Ryan? Pikir Dara yang masih juga tak bisa berkata-kata lagi. Terbelenggu dalam bekunya kata-kata  terpenjara dalam gejolak rindu yang akan meluap saja.

...

Bersambung

...

Fisdas = Fisika Dasar

Matdas = Matematika Dasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun