Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bagaskara...

8 Juli 2020   18:15 Diperbarui: 8 Juli 2020   18:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image: Generasi Biologi)

Di sisi tapak mandalawangi, kulepas pandang pada jejer rekah pakis muda. Mencoba siasati hela nafas yang hampir habis menuju ancala. Di depan, tangguh kau masih menjejak. Berseru tentang mimpi yang bersama kita tuju. Sebentar lagi. Haribaan abadi edelweiss terhampar sejauh netra memandang. Nirmala yang tak boleh kita genggam.

10 tahun berlalu...

Jauh dari pergantian waktu, aku masih tetap melangkah di lorong sunyi bumantara. Tak ada lagi tegap gagahmu yang biasa menopang dahaga. Tak ada angkuh. Hilang tangguh. Berganti ringkih yang selalu mengaduh. Sesal senyata diksi. Tumpah ruah, diperlatakan pada teras sujana.

Hari ini, Tuan, bagaskara nyengat menusuk netra. Tapi aku masih bertahan demi secuil karsa. Menantang sebuah tanya. Tentang kau yang diingat sekian warsa.

Melenggut pada dura, "Kehilangan ini milik siapa?"

- Jakarta, 05 Juli 2020 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun