Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nanti, Aruna...

8 April 2020   15:43 Diperbarui: 8 April 2020   15:46 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image: Egon Schiele)

Malam ini aku siapkan pena dan secarik kertas. Ingin suguhkan kau dengan madah-madah tentang kita di asmaraloka. Tapi gemercik hujan masih hiasi netra. Basahi rona dengan sedikit kekacauan rimba semara.

Di jalan ini, lima tahun yang lalu...

Kau kecup kening dalam hening. Tanpa sadar, setelahnya aku tersesat. Dalam liku peta tubuhmu. Sabar meniti satu per satu. Menghafal arah agar sampai tepat di jantung hatimu... Dan menusuknya dengan pisau cumbu.

Tunas-tunas harapan diserbu bulir embun pagi. Menjanjikan hari tanpa elegi. Menunggu denyar baskara hidupkan lagi. Rindu yang semalam mati suri. Kau bangunkan dengan perlahan. Seiring mekar Carnation merah di taman.

Nanti, Ar, kau belajar, bahwa diam tak selamanya tenang. Nanti kau rasakan, bahwa jarak mampu menciptakan tenggang. Nanti kau paham, tabir takdir takkan selalu mengamini kita yang kini renggang.

- Jakarta, 04 April 2020 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun