Cundamani: Sebelum Nanti
Di bawah naungan mentari pagi yang cerah,
Berdirilah aku di persimpangan jalan yang penuh keraguan.
Langkah kaki ragu melangkah,
Memilih jalan yang tak terbayangkan.
Masa depan bagaikan lukisan abstrak,
Penuh warna dan misteri yang tersembunyi.
Keinginan dan mimpi terjalin erat,
Membentuk jalan yang ingin kutempuh.
Sebelum nanti menjadi kenyataan,
Aku ingin merajut mimpi dengan penuh keyakinan.
Belajar dan berbenah diri tanpa henti,
Menyiapkan diri untuk masa depan yang menanti.
Rasa takut dan keraguan takkan kulepaskan,
Tetapi kujadikan cambuk untuk terus melangkah.
Kegagalan dan rintangan takkan kuhindari,
Tetapi kujadikan pelajaran untuk semakin berani.
Sebelum nanti menggenggam erat kita,
Biarkan aku mengukir puisi cundamani.
Di antara detik yang berlalu,
Kita merajut kenangan, indah dan abadi.
Cundamani, permata yang menghiasi,
Cinta kita, mengalir seperti sungai yang tak pernah berhenti.
Di setiap hembusan angin, di setiap senyuman,
Kita menemukan keajaiban dalam kebersamaan kita.
Sebelum nanti menjemput kita,
Biarkan aku mengungkapkan cinta ini.
Cundamani, simbol dari kasih abadi,
Kita memeluknya dengan penuh pengharapan.
Di dalam cundamani, terukir cerita kita,
Sebelum nanti mengambilnya jauh.
Biarkan aku merangkai kata-kata,
Menyatakan cinta yang tak tergoyahkan.
Sebelum nanti menjadi kenyataan,
Aku ingin menjadi pribadi yang tangguh dan tegar.
Memenuhi mimpi dengan penuh semangat dan karya,
Menciptakan masa depan yang gemilang dan bahagia.
Masa depan bukan takdir yang terukir di batu,
Tetapi hasil dari apa yang kita lakukan hari ini.
Sebelum nanti menjadi kenyataan,
Marilah berbenah diri dan melangkah maju dengan berani.