Mohon tunggu...
A. Lara Hadining
A. Lara Hadining Mohon Tunggu... Penulis amatir

Penulis amatir yang mengeksplorasi berbagai macam topik, terutama sosial, menggunakan fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beri Aku Sepiring

25 Maret 2025   22:54 Diperbarui: 25 Maret 2025   23:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Para mahasiswa itu berargumen hal yang dilakukan Libertea adalah bentuk diskriminasi karena harusnya juga membantu mahasiswa di tengah-tengah mahalnya bahan pangan pokok di pasar. Rina merasakan bahwa kemarahan mereka valid dan beresonansi untuk banyak kalangan terutama baginya. Hanya saja kemarahan itu tidak seharusnya ditujukan kepada sebuah kedai.

Entah bagaimana tapi pada akhirnya sekelompok mahasiswa itupun pergi dengan damai. Gisya yang ada di tempat dari awal hingga akhir hanya bisa merasa geli.

"Tapi nih, memang kebanyakan anak-anak sejak Barns buka tu malah sengaja nurunin IPK-nya tauk. Parah banget"

Rina bergidik. "Aku gak bisa bayangin sengaja nurunin IPK meski buat makan."

"Ya kamu harus pertahanin beasiswa sih... Tapi parah gak sih, Rin?" Gisya mencondongkan badannya pada meja yang sejak tadi ia jadikan tumpuan, nadanya semakin konspiratif. "Pasar kacau banget, semua mahal, bahkan mahasiswa kayak kita harus mengandalkan promosi cafe buat bisa makan, tapi Para Pengatur juga gak ngebolehin masyarakat ngelola kebun mandiri kalau gak ada persetujuan negara. Bingung bgt."

"Mungkin mereka sengaja bikin kita lapar supaya makin bisa diatur, Sya." Rina menghela nafas kasar, setengah berbisik karena tidak ingin yang lain diluar mereka mendengarkan.

"Hmm iya juga. Beasiswamu aja dari Yayasan Asing." Bahu Gisya pun semakin merosot, "kapan ya kita keluar dari lingkaran ini?"

Rina mengedikan bahunya, sama-sama merasa putus asa. Satu hal yang pasti, ia akan segera lulus dan bekerja dengan Yayasan untuk pergi dari sini, sesuai perjanjian awal.

Keduanya pun terlarut dalam hening setelahnya hingga mereka menyusuri koridor fakultas dengan tujuan pulang dan makan siang di kos Gisya yang berencana memasak sehabis mendapat kiriman hasil panen dari kakaknya yang bekerja di kebun. 

Ketika keduanya berada di lapangan parkir kampus dan hendak mengenakan helm, Gisya mengutarakan sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik logika dan hasrat bermain detektif Rina. 

"Mungkin gak sih Barns punyanya Para Pengatur?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun