"Memangnya yang IPK-nya jelek tidak butuh makan? Diskriminasi banget."
Bahkan terkadang perlakuan sinis itu dilayangkan pada mereka yang memilih untuk memanfaatkan tawaran promosi tersebut meskipun makan biasa tanpa promosi pun masih bisa dibilang ramah kantong mahasiswa. Â
Dalam perjalanan pulang, Rina berusaha menyembunyikan plastik yang ia bawa ketika melewati sebuah kedai lain yang baru dua bulan dibuka dan lebih dekat dengan kosnya. Sebuah poster ditempelkan pada salah satu sisi jendela kedai menampilkan tulisan besar yang nyalang, "PROMO GRAND OPENING BARNS CAFE! KAMU MAHASISWA DENGAN IPK 2.40 - 3.20? JANGAN KECIL HATI, TEBUS GRATIS SATU SET CHICKEN STEAK SETELAH IKUTI CHALLENGE DAN FOLLOW SOSIAL MEDIA KAMI".Â
Antrian panjang dari dalam kedai hingga trotoar di luar penuh dengan orang-orang yang menunjukkan berbagai macam ekspresi dan antusiasme. Dengan orang sebanyak itu, ia tiba-tiba merasa semakin canggung, apalagi banyak dari mereka yang memberikan tatapan sinis ketika melihat plastik yang ia bawa. Langkahnya ia percepat untuk segera melewati daerah kedai.
Setibanya di kos, Rina berpapasan dengan dua temannya yang baru saja mengeluarkan motor dari garasi dan terlihat seperti baru saja dijatuhi uang satu karung dari langit.
"Mau kemana?" tanya Rina basa-basi.
"Oh, udah balik, kak. Habis ambil promonya Libertea ya?"Â
"Iya." Rina menjawab dengan sedikit hati-hati. Ketika tidak ada lagi balasan dari keduanya, ia segera memasuki pagar tapi terhenti ketika yang lainnya tiba-tiba menjawab.
"Kita mau ke Barns. Mumpung masih ada promonya. KRS tadi baru bisa nih." timpalnya sedikit lebih ramah.Â
"Oh, mau makan disana. Tadi antriannya rame, cepetan gih. "
"Ini juga mau cepetan kok kak."